“Kelima minimnya dialog antara buruh, pekerja, lalu perusahaan, pengusaha, asosiasi perusahaan, asosiasi pengusaha, dan pemerintah ini kurang ada kegiatannya yang sifatnya rutin,” imbuhnya.
Persoalan keenam yakni minimnya peluang pengembangan keterampilan. Menurutnya, di Kota Cimahi masih minim adanya pelatihan yang membuat meningkatkan keterampilan dan mobilitas kerja.
“Terakhir persoalan perburuhan informal, yang disebut BHL (Buruh Harian Lepas), itu banyak sekali buruh yang bekerja di sektor informal, yang mana kalau bekerja di sektor informal ini lebih terbatas lagi akses-aksesnya untuk mendapatkan hak perlindungan yang sama seperti buruh-buruh formal,” bebernya.
Sebagai salah satu figur muda putra daerah yang siap maju di Pilwalkot Cimahi 2024, Adhitia sudah menyiapkan berbagai inovasi kebijakan untuk mengatasi persoalan buruh di Kota Cimahi.
Adhitia mengatakan, solusi pertama yakni adanya program pelatihan dan pengembangan keterampilan yang nantinya akan dijadikan visi misi atau janji politik.
“Program keterampilan ini kita khususkan buat mereka yang bekerja di sektor informal dulu, supaya mereka juga selain punya keterampilan punya daya saing di dunia kerja,” ucapnya.
Kedua, dirinya juga akan mendorong kemitraan antara Pemkot Cimahi, para pelaku industri perusahaan, dan serikat pekerja untuk bisa menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih berkualitas.
“Iini sesuai tagline saya yang mengusung tema insklusifitas, itu harus mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” ungkapnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini