Untuk keperluan itu, Kang Emil mengaku sejak awal menjadi gubernur sudah berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan Presiden Jokowi agar pada setiap Kedutaan Besar RI di seluruh dunia untuk memiliki instrumen angklung.
“Nanti yang bikin Jabar,” ujarnya.
Menurutnya, angklung bisa jadi alat diplomasi paling mudah dan paling unik. Dengan angklung bisa menyanyikan lagu masing-masing negara.
“Jadi angklung adalah sumbangan tatar sunda kepada dunia,” imbuhnya.
Kedua yaitu membangun pusat kebudayaan di seluruh kabupaten/kota di Jabar. Menurutnya, dengan adanya pusat kebudayaan bisa jadi sarana memperkenalkan angklung sebagai warisan budaya dunia.
“Kalau di Bandung ada Saung Angklung Udjo. Nanti di 27 kota/kabupaten akan juga diperkenalkan angklung seperti di Udjo,” katanya.
Pemprov Jabar telah berupaya memanfaatkan lahan-lahan di Jabar yang tidak memiliki fungsi sosial untuk ditanami bambu. Tanaman ini adalah bahan utama pembuatan alat musik tradisional, khususnya angklung.
Kemudian strategi ketiga, Kang Emil telah mengusulkan adanya Peringatan Hari Angklung Sedunia alias Angklung’s Day.
dikatakan Kang Emil, peringatan hari angklung sedunia menjadi perwujudan kepedulian rakyat Jabar dalam upaya pelestarian dan ngamumule salah satu budaya dan seni Sunda, yaitu angklung.
“Kegiatan angklung’s day merupakan salah satu agenda agar angklung tetap terjaga, terpelihara, teregenerasikan dan terpromosikan secara luas baik lokal, nasional maupun internasional,” katanya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini