Kedua, lakukan budgeting untuk setiap Kantong yang telah dibuat. Menurutnya, beberapa orang tidak disiplin mengalokasikan budget karena merasa repot. Padahal budgeting bisa dilakukan otomatis.
“Di Aplikasi Jago, setiap nasabah bisa memanfaatkan fitur Auto-Budgeting yang tersedia di setiap Kantong Nabung dan Kantong Bayar. Fitur ini memudahkan nasabah dalam menabung otomatis untuk mencapai impian mereka,” katanya.
Ketiga, adalah nasabah perlu secara konsisten memantau pengeluaran dan mengatur kembali budget jika memang diperlukan. Aplikasi Jago menyediakan fitur Analisis Pengeluaran yang bisa nasabah gunakan untuk menganalisis dan membandingkan pengeluaran pada setiap kategorinya.
“Pantau pengeluaran secara berkala untuk mengetahui apakah sebenarnya ada budget pengeluaran yang bisa dikurangi? Jika ada, apakah budget ini sebaiknya ditabung saja?” ucapnya.
Saat ini, Bank Jago juga berkolaborasi dengan ekosistem digital, seperti ekosistem Gojek, GoPay, Bibit, dan Stockbit, yang memudahkan nasabah dalam bertransaksi dan berinvestasi sesuai cara mereka masing-masing.
Untuk diketahui, Bank Jago mencatatkan pertumbuhan bisnis yang berkualitas pada semester pertama 2024. Model bisnis yang mengedepankan inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital menjadi kunci keberhasilan Bank Jago.
Sampai dengan Juli 2024, nasabah funding melalui Aplikasi Jago telah mencapai lebih dari 10 juta. Jika memperhitungkan nasabah lending, total nasabah Bank Jago mencapai 12,5 juta.
“Sebagai bank yang menggabungkan cara-cara digital dengan strategi bisnis dan fundamental yang kuat, Bank Jago menjaga pertumbuhan bisnis yang positif dengan tetap mempertahankan kualitas yang baik,” kata Direktur Utama Bank Jago, Arief Harris Tandjung.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini