bukamata.id – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jawa Barat menitikberatkan strategi meraih bonus demografi dalam rancangan rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD) Jawa Barat 2025-2045.
Kepala Bappeda Jabar, Iendra Sofyan mengatakan pihaknya saat ini tengah melakukan perumusan dokumen RPJPD dengan menggaet berbagai stakeholder untuk mendapatkan masukan terutama terkait bonus demografi.
Menurut Iendra, Jawa Barat akan mendapatkan bonus demografi pada 2030 mengingat jumlah penduduk usia produktif akan mengalami lonjakan atau berkisar 60%.
Di sisi lain, Pemerintah Pusat menargetkan pendapatan per kapita penduduk pada 2045 mencapai 22 US$.
Terkait bonus demografi tentu itu tidak mudah diraih, mengingat Jawa Barat masih berjuang dengan sejumlah persoalan makro.
Pertama kemiskinan dan giri rasio yang masih tinggi, kemudian laju pertumbuhan ekonomi tinggi namun belum berkualitas.
“Kita pertumbuhan ekonomi di angka 5%, tapi masih belum bisa disebut berkualitas karena angka pengangguran masih nomer 1 di Indonesia,” ujar Iendra.
Namun demikian, Iendra sudah menyusun 8 tantangan Jawa Barat dalam meraih bonus demografi dalam 20 tahun ke depan.
Pertama, urusan indikator makro yang butuh perbaikan dimana angka kemiskinan dan tingkat pengangguran terbuka tinggi.
Kedua, dalam rencana tata ruang tata wilayah (RTRW) 2022-2042 ada pertambahan luas wilayah dengan masuknya kawasan laut.
“Dulu RT/RW hanya ada daratan, tapi dengan UU Cipta Kerja sekarang ada penambahan 12 mil laut atau sekitar 5,3 juta hektar. Tapi kewenangan kita menggali potensi laut, misalkan menemukan sumur gas, itu masih di Pusat,” tuturnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini