“Tahun depan 14 persen. Tapi kita harus punya mimpi kota Bandung sampai ke 0 persen. Sehingga tahun 2045 generasi penerus Kota Bandung siap bersaing,” ungkapnya.
Oleh karena itu, agar semakin mempercepat penanganan stunting, perlu adanya kolaborasi dengan pihak lain. Salah satunya dengan melibatkan karya anak-anak muda bersama pihak swasta.
“Dibuat dengan beragam cara edukasi agar isu stunting dan pengendalian keluarga berencana bisa menjadi isu sehari-hari. Ini jadi PR kita semua. Seluruh unsur masyarakat akan kita coba tarik partisipasinya agar masyarakat juga lebih peduli,” tuturnya.
Menurut salah satu warga Kelurahan Arjuna yang ikut nobar, Evi, melalui film pendek tersebut ia bisa menambah ilmu dan wawasannya.
“Film tadi bercerita tentang perkembangan anak yang harus dipersiapkan dari sejak dini untuk mencegah stunting. Anak-anak kita harus rajin dibawa ke posyandu untuk diperiksa kesehatannya,” kata Evi.
Sedangkan menurut Mulyana, warga Kelurahan Batununggal, film Cita-cita Bunda cukup menarik karena melalui film tersebut jadi lebih tergambar hal yang harus dipersiapkan sebagai orang tua, dibandingkan kalau hanya mendapatkan materi edukasi melalui sosialisasi.
“Kalau saya pribadi jadi terinspirasi, apalagi saya juga sudah punya anak. Melalui film ini saya jadi jadi tahu pentingnya untuk datang ke posyandu,” aku Mulyana.
Menurutnya, masalah stunting memang erat sekali dengan kehidupan masyarakat. Apalagi dalam beberapa waktu ke depan Indonesia akan memiliki bonus demografi di tahun 2045.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini