Kedepannya, Khafid mengatakan target WaitHub sendiri yaitu bisa meluas, meski tak bisa memberikan kenyamanan di seluruh Indonesia, setidaknya akan dicoba dibangun ekosistem se-Jabar.
“Mulai dari pelayanan publik, ke pemerintahan, itu bisa nyaman dengan waithub, ke kesehatan Saya mau berobat bisa dengan waithub, Saya mau ke FnB bisa lebih nyaman, jadi seluruh aktivitas mulai dari pagi sampai malam itu harapannya bisa menggunakan aplikasi kami,” papar Khafid.
Terkait tantangan, Khafid mengatakan yang menjadi tantangan masih resistensi di market.
“Karena mungkin yang konsen terhadap masalah ini tuh masih belum banyak dari sisi penyelenggara, kalau dari sisi masyarakat antrian menunggu ini kan sudah menjadi masalah dari 20 tahun yang lalu, tapi yang kami garis bawahi di sini adalah, tantangannya bukan antrian yang dihilangkan tapi menunggunya bagaimana menjadi lebih nyaman, penyampaian edukasi vision ini yang mungkin sekarang masih menjadi challenge bagi kami,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Asisten Direktur Bidang Kewirausahaan Direktorat Kawasan Sains & Teknologi dan Inkubasi Bisnis, Irwan Gumilar mengatakan WaitHub ini merupakan ide briliant.
“Kami dari Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi, ini ikut menaungi dari waithub, jadi waithub ini memang lahir dulu ikut di inkubator kami dulu untuk mencoba aplikasi dari tahun 2020, kemudian kami melihat memang ini idenya briliant, mencoba membuat masalah menjadi benefit dan opportunity dan kami yakin antrik, saya kira bisa berkembang,” terang Irwan.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini