Close Menu
Bukamata.idBukamata.id
  • Beranda
  • Berita
  • Gaya Hidup
  • Olahraga
  • Persib
  • Index
Terbaru

Jadwal Final Liga Europa: Tottenham Hotspur Tantang MU Demi Trofi dan Tiket Liga Champions

Kamis, 22 Mei 2025 01:00 WIB

Pesona Tersembunyi Karawang, Ini 3 Wisata Alam yang Bikin Betah

Rabu, 21 Mei 2025 20:30 WIB

Hodak Mulai Rancang Formasi Tempur Persib Hadapi Persis di GBLA

Rabu, 21 Mei 2025 19:36 WIB
Facebook X (Twitter) Instagram
Terbaru
  • Jadwal Final Liga Europa: Tottenham Hotspur Tantang MU Demi Trofi dan Tiket Liga Champions
  • Pesona Tersembunyi Karawang, Ini 3 Wisata Alam yang Bikin Betah
  • Hodak Mulai Rancang Formasi Tempur Persib Hadapi Persis di GBLA
  • Pemain Persib Bandung Tak Dilirik Timnas Indonesia, Bojan Hodak Tanggapi Santai
  • Gagal Kabur di Cicaheum, Kurir Sabu 250 Gram dan Bandarnya Dibekuk Polisi
  • Rumor Saddil Ramdani ke Persib Menguat, Bojan Hodak: Saya Senang, Tapi Belum Resmi
  • PETAPA RAJA, Solusi Inovatif Sumedang Angkat Derajat Buruh Tani Tanpa Lahan
  • Program Barak Militer Dedi Mulyadi Tuai Kritik, PKS Soroti Pelanggaran Hak Anak
Facebook Instagram YouTube X (Twitter)
Bukamata.idBukamata.id
Kamis, 22 Mei 2025
  • Beranda
  • Berita
  • Gaya Hidup
  • Olahraga
  • Persib
  • Index
Bukamata.idBukamata.id
Home»Berita

Berkat Jozef, Kini Warga Cibaduyut Bandung Kebingungan Cari Sampah

Putra JuangSabtu, 9 September 2023 07:56 WIB
Jozef, alat pembakaran sampah atau incinerator. (Foto: bandung.go.id)

bukamata.id – Di tengah kondisi darurat sampah Kota Bandung, warga RW 08 Cibaduyut, Kecamatan Bojongloa Kidul menciptakan sebuah inovasi berupa alat pembakaran sampah atau incinerator yang dibangun di lahan sempit yang tak lebih dari 5 meter.

Inovasi ini lahir dari tangan dingin Yosep Barkah Ibrahim yang juga Ketua Karang Taruna RW 08 Cibaduyut. Yosep pun memberi nama karyanya ini dengan sebutan Jozef.

“Risetnya dari tahun 2005, setelah ada bencana di TPA Leuwigajah. Saya berpikir, kalau tidak ada solusi yang cepat, kita hanya akan membuat gunung sampah di Kota Bandung,” ucap Yosep saat menjelaskan awal mula membuat incinerator, Jumat (8/9/2023).

Hingga akhirnya, perjuangan riset bertahun-tahun itu berbuah manis. Sejak dua bulan silam, Jozef telah mengantongi sertifikat lolos uji emisi dari Laboratorium Pengendalian Kualitas Lingkungan (LPKP).

Hasilnya, asap incinerator Jozef berada di bawah batas baku mutu. Meski beberapa kali harus disempurnakan sesuai dengan standar.

“Dari hasil itu, pihak penguji bahkan sudah memastikan incinerator kami ini aman untuk lingkungan. Tidak ada gumpalan asap hitam yang keluar dari proses pembakaran,” jelasnya.

Baca Juga:  Surga Ayam Goreng di Bandung, Ini 5 Tempat Favorit Pecinta Rasa Otentik!

Meski begitu, sampai saat ini ia terus meriset dan menyempurnakan incinerator Jozef. Awalnya, ia membuat incinerator ukuran kecil dari bahan drum besi. Kemudian, dikembangkan lagi dengan material yang lebih mumpuni.

“Kalau dari bahan-bahan material yang biasa, biaya membuat satu incinerator itu mencapai Rp10 juta-Rp15 juta. Tapi kalau bahannya pakai yang bagus semua seperti semen api, fire brick, dan ceramic fiber itu bisa mencapai Rp50-Rp100 juta,” katanya.

Setelah membuat ukuran lebih besar, kini ia pun membangun incinerator dengan sistem yang lebih kompleks. Filtrasinya sampai enam lapis.

Ia memaparkan, sistem incinerator Jozef memiliki ruang pembakar sampah padat dan ruang pembakar asap. Kedua ruangan itu akan bereaksi aktif ketika temperatur ideal.

“Pembakaran sampah yang di bawah, cukup dengan temperatur 500-800 derajat celcius sudah bisa digunakan. Sedangkan ruang pembakar asap itu harus di atas 800-1.300 derajat celsius,” terangnya.

Secara proses, di ruang bawah tempat pembakaran sampah padat akan mengeluarkan asap. Kemudian asap diolah lagi di ruang 2, sehingga terjadi pembakaran lagi di sana. Oleh karena itu, dibutuhkan material khusus untuk membangun incinerator.

Baca Juga:  17 Hektare Lahan Pertanian di Desa Mekarsari Garut Terdampak Kekeringan

Untuk proses awal, batok kelapa kering dijadikan sebagai bahan bakar permulaannya untuk memanaskan incinerator. Batok kelapa tersebut diperoleh dari pedagang karena sampah kelapa tidak bisa dibuang di Bank Sampah.

“Incinerator ini bisa mengolah 3 ton sampah per hari. Kita beroperasi setiap malam mulai dari pukul 21.00-00.00 WIB. Tapi tergantung banyaknya sampah. Kalau semakin lama, ya bisa sampai pukul 02.00 pagi,” katanya.

Saat musim kemarau seperti ini, proses pembakaran akan lebih cepat. Namun, jika musim hujan, pemanasan incineratornya membutuhkan waktu lebih lama.

Ia menambahkan, dengan kondisi TPA Sarimukti saat ini, warga RW 08 tak merasakan dampak berarti. Sebab di lingkungannya permasalahan sampah betul-betul sudah teratasi 100 persen dengan incinerator. Sampah anorganik pun sudah dipilah warga dan dimasukkan jadi tabungan emas di Bank Sampah.

“Semua sampah habis di sini. Tidak ada yang dibuang ke TPA. Bahkan kami juga sampai cari-cari sampah di luar lingkungan ini untuk kami bantu olah,” tuturnya.

Baca Juga:  Ridwan Kamil: Musyawarah Desa Nasional Penerjemah dari Sila Ketiga

Ia mengaku, masyarakat sekitar merasa sangat terbantu. Sebab, sebelum ada incinerator, sering ada keterlambatan pengangkutan sampah ke TPS.

Apalagi kalau TPS sedang penuh, di roda sampah juga penuh, otomatis sampah di rumah warga juga menumpuk. Jadi banyak alat berkerumun.

“Di sini ada 400 KK dari 3 RT. Dulu kami bikin dua incinerator kecil. Masih dipakai sampai sekarang. Cuma karena incinerator ini ‘makannya’ banyak, jadi difokuskan pembakaran di incinerator utama saja,” paparnya.

Ia menyebutkan, sudah banyak daerah lain yang memesan incinerator Jozef. Di antaranya Ciparay, Majalaya, Masamba Sulawesi Selatan, Sumedang, Garut, Perumahan Kopo Sari Bandung.

Yosep berharap, melalui incinerator Jozef mimpinya bisa terwujud yakni Kota Bandung bersih dari sampah 100 persen.

“Mimpi saya, Kota Bandung itu bisa bersih. Slogan-slogan ‘Jagalah Kebersihan’ tidak hanya sekadar diteriakkan, tapi juga ada solusi konkretnya,” katanya.

“Dengan adanya ini, kita bisa PD buat teriak ‘Jagalah Kebersihan’ Kota Bandung. Udaranya juga harus bersih. Percuma kalau ada incinerator, tapi udaranya tercemar,” tandasnya.

Berita Lainnya

Waspada, Demam Berdarah Tembus 1.205 Kasus hingga Juni 2023 di Kota Bandung Waduh, Kualitas Udara Kota Bandung Mendekati Kategori Tidak Sehat Viral Pria Bergolok Palak Pedagang Toko Kelontong di Cigadung Bandung, Polisi Buru Pelaku
alat pembakar sampah Cibaduyut Featured Jozef Kota Bandung
Share. Facebook Twitter WhatsApp

Jangan Lewatkan

Gagal Kabur di Cicaheum, Kurir Sabu 250 Gram dan Bandarnya Dibekuk Polisi

Rabu, 21 Mei 2025 17:00 WIB

PETAPA RAJA, Solusi Inovatif Sumedang Angkat Derajat Buruh Tani Tanpa Lahan

Rabu, 21 Mei 2025 15:45 WIB

Program Barak Militer Dedi Mulyadi Tuai Kritik, PKS Soroti Pelanggaran Hak Anak

Rabu, 21 Mei 2025 15:20 WIB

Program Barak Militer untuk Anak Nakal Dikritik, Dedi Mulyadi: Di Mana Letak Salahnya?

Rabu, 21 Mei 2025 14:58 WIB

Kabar Baik! Gaji ke-13 Tetap Cair untuk PPPK yang Dilantik Mei 2025, Ini Syaratnya

Rabu, 21 Mei 2025 14:30 WIB

Bandung Dilanda Cuaca Ekstrem, BMKG Peringatkan Longsor hingga Akhir Juni

Rabu, 21 Mei 2025 13:20 WIB
Terpopuler

Gempa Bumi Sumedang Hari Ini M3,7: Pusat di Darat, Analisis BMKG dan Potensi Susulan

Rabu, 21 Mei 2025 08:12 WIB

Pria di Majalengka Sebar Ratusan Video Mesum Mantan Istri Siri ke Anak Tiri

Kamis, 15 Mei 2025 02:00 WIB

Inovasi Teknologi di Barbershop Bandung: Pengalaman Potong Rambut dengan AI

Sabtu, 26 Oktober 2024 05:00 WIB

JP Iron Glide Resmi Meluncur: Helm Baru dengan Desain Slim Head dan Sertifikasi SNI-DOT

Sabtu, 17 Mei 2025 19:16 WIB

Bojan Hodak Salut Bobotoh Kian Dewasa

Jumat, 9 Mei 2025 06:00 WIB
Facebook Instagram YouTube
Bukamata.id © 2025
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.