Taufik mengatakan, dobok ini adalah bentuk evolusi dari dobok sebelumnya. Jika sebelumnya berbahan keras, dobok ini berbahan stretch sehingga lebih fleksibel dan memungkinkan atlet bergerak lebih bebas.
“Ini bisa untuk latihan dan pertandingan. Mungkin di tahun depan World Taekwondo (WT) akan menggunakan peraturan atau rule pertandingan itu sudah wajib menggunakan dobok dengan model seperti ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Perwakilan Direktur Industri Aneka dan IKM Sandang, Kimia dan Kerajinan, Kemenperin, Dimas Kusumaatmadja mengatakan, bahwa Kemenperin tentunya akan memperhatikan ekosistem dan asosiasi yang menaungi industri pakaian olahraga.
“Kami memiliki Indonesia Sport and Active Wear atau ISAW, sebuah event yang mendorong tumbuh kembangnya industri pakaian olahraga lokal,” ucap Dimas.
Karenanya, pihaknya berharap agar Dobok T-Ultra dan T-1, yang dipasarkan dengan nama merk TKS, dapat ikut serta pada ISAW Exhibition 2024.
“Sehingga TKS dapat menjadi referensi Indonesia sebagai line up seragam Taekwondo atau dobok premium dengan standar internasional,” ujarnya.
Berbicara tren ke depan pasar tekstil, kata Dimasn, bahwa textile functional jadi pokok penting untuk diraih secara agresif untuk pasar internasional.
“Ini diperkuat juga dengan Kukkiwon World Taekwondo Federasi Korea Selatan, itu sudah terukur. Ada 60 negara yang memang distribusi Taekwondo di seluruh dunia. Tapi kalau kita mau lebih sedikit agresif sebetulnya kita mesti jualan textile functional atas pakaian olahraga ini,” tandasnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini