Pada saat itu, intensitas curah hujan memang cukup ekstrem, mencapai 377 mm/hari.
Tercatat sebanyak 390 RW di 151 kelurahan dari 35 kecamatan di Jakarta terendam banjir dengan durasi empat hari.
Dari bencana banjir tersebut, ada 36.455 warga yang mengungsi di 269 titik dan 19 orang meninggal.
Lebih lanjut, skenario paling ringan untuk fenomena seruak dingin tersebut adalah terganggunya aktivitas pelayaran. Dwikorita mencontohkan bagaimana seruak dingin pada 2022 mengganggu aktivitas penyeberangan di pelabuhan.
“Skenario ter-ringan yang pernah terjadi sekitar 2 tahun lalu saat penyeberangan di Merak-Bakauheni, tiba-tiba kapal yang sudah parkir ini oleng. Karena seruak angin itu kapalnya oleng, sementara masih ada yang menyeberang. Jadi waktu itu satu truk masuk ke laut, kemudian satu mobil juga masuk ke laut,” tuturnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini