“Prabowo Subianto juga menyampaikan bahwa kawasan IKN ini juga kawasan yang rawan bencana. Ini yang harus kita antisipasi, harus ada perencanaan menghadapi kemungkinan yang paling jelek, apakah itu dari sisi banjir, atau karhutla,” imbuhnya.
“Dan tidak hanya itu masih ada potensi bencana lain seperti tsunami dari Selat Makassar sehingga perlu teknologi pemantauan, penambahan pemadam kebakaran dan harus memperkuat kerja sama lintas lembaga untuk penanggulangan bencananya,” tambahnya.
Demi mendukung hal tersebut, kata Abdul, BNPB saat ini tengah menyusun sistem terpadu penanggulangan bencana di IKN.
“Karena ini kita bicara jangka panjang tentu saja sistem ini tidak hanya melihat kondisi saat ini tapi juga situasi emergensi yang nanti akan terjadi di IKN,” ungkapnya.
“Penambahan populasi penduduk, populasi infrastruktur, populasi kendaraan dan seterusnya. Sedangkan kita tahu bahwa Presiden Jokowi menggaungkan bahwa IKN ini adalab forest city tapi dibungkus dalam smart city,” lanjutnya.
Abdul menyebut, konsep forest city ini bukan hal baru bagi BNPB. Sebab, pihaknya sudah sejak lama memiliki slogan kita jaga alam, alam jaga kita.
“Bagaimana kita membuat keseimbangan ekosistem yang kemudian bisa mengurangi dari dampak bencana itu sehingga sistem terpadu penanggulangan bencana yang sedang disusun oleh BNPB itu tidak hanya membungkus pemahamanan kita tapi juga memadukan dengan teknologi yang advent apakah itu mulai dari equipment survelen, pemantauan, monitoring yang nantinya harus dilakukan,” bebernya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini