Sedangkan untuk pemanfaatan, lanjutnya, upaya pendayagunaan objek pemajuan kebudayaan untuk menguatkan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, dan keamanan dalam mewujudkan tujuan nasional.
“Dan terakhir yaitu poin pembinaan, dimana upaya pemberdayaan sumber daya manusia kebudayaan, lembaga kebudayaan, dan pranata kebudayaan dalam meningkatkan dan memperluas peran aktif dan inisiatif masyarakat,” bebernya.
Disamping itu juga, ia menjelaskan terkait empat langkah strategis, perlindungan, pemanfaatan dan pembinaan, kesatuan upaya pemajuan kebudayaan.
“Diantaranya pengetahuan tradisional seperti kerajinan, busana, metode penyehatan, jamu, makanan dan minuman tradisional serta lainnya. Selain itu juga pengetahuan membaca tanda alam untuk prediksi dan mitigasi bencana. Dan tidak lupa, pengetahuan lokal terkait makanan tradisional atau makanan dalam kebudayaan sunda,” tutur Arief.
“Terkait makanan kenapa penting, karena kita harus tahu terlebih dahulu makanan tradisional. Contohnya, di Sunda lalap itu merupakan daun-daunan. Dimana ada sekitar 200 lebih jenis dan kita harus mendata apa saja jenis lalap,” katanya.
Dari situlah, ungkap Arief, kita dapat mengembangan lalap dari makanan tradisional atau ragam jenis panganan yang bisa dikembangkan.
“Misalnya saja, dari pengembangan tersebut dapat dijadikan penunjang ekonomi yaitu bisa dijual. Bahkan, dari sisi ekonomi petaninya serta sebagai identitas masakan Sunda. Kemudian, untuk pembinaannya,” imbuhnya.
Dengan hadirnya diskusi tersebut apalagi diikuti oleh ratusan pelajar, Arief berharap untuk generasi muda berawal dari mencatat pengetahuan tradisional yang dimiliki dalam keluarga.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini