Angka itu turun 672 ribu ton jika dibandingkan pola Januari-April 2023 yang tembus 1,99 juta ton.
“Penurunannya sekitar 33,73 persen,” jelasnnya.
Marsudijono menambahkan, jika dalam 2 tahun terakhir puncak panen terjadi pada Maret. Namun, pola itu berubah pada 2024 yang bergeser pada April.
“Ini jadi salah satu yang mengakibatkan harga beras naik. Karena posisinya belum ada pasok atau petani belum panen,” tandasnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini
1 2