bukamata.id – Direktur Eksekutif Trias Politika Institute, Agung Baskoro menilai, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memiliki mesin politik yang sudah teruji dalam setiap kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Agung mencontohkan, pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2018, pasangan Sudrajat-Syaikhu berhasil mengimbangi pasangan Dedi Mulyadi-Dedi Mizwar, bahkan sangat kompetitif dengan Ridwan Kamil-UU.
“Artinya PKS harus mulai mengorkestrasi, gesit, kemudian cerdik, cermat untuk mulai bermanuver melakukan lobi-lobi politik, membuka ruang-ruang komunikasi,” ucap Agung di Bandung, Sabtu (10/8/2024).
Karena itu, Agung pun menyarankan agar PKS bisa bergerak keluar dari zoman nyaman dalam Pilgub Jabar 2024. Sebab menurutnya, PKS bisa saja menjadi mimpi buruk bagi partai politik lain andaikan tidak bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.
“PKS harus mulai bergerak, keluar dari zona nyaman, jangan menunggu untuk dipinang, tapi sekarang mereka harus lebih aktif untuk meminang justru,” ungkapnya.
“Seandainya tidak di KIM Plus tadi dengan partai-partai yang lain, misalkan seperti Nasdem itu ada figure Pak Ilham Habibie atau dengan PDIP ada figur Pak Ono Surono atau Ibu Susi Pudjiastuti atau figur siapa lagi seperti itu dan ceruk-ceruk ini saling melengkapi dengan tokoh yang dimiliki oleh PKS,” tambahnya.
Agung menilai, satu-satunya cara melawan KIM yaitu dengan membuat poros baru yang bisa diisi oleh PKS, PKB, PPP hingga PDIP.
“Kalau PKB Islam yang perdesaan, kalau PKS Islam yang perkotaan. Jadi PKS masuk ke semua sisi partai-partai yang sekarang ada di Jawa Barat dan saya kira itu sayang untuk tidak dikapitalisasi secara elektoral, kalau tidak momennya lewat nanti PKS hanya jadi pelengkap, penggembira. Apakah itu di KIM Plus ataupun di koalisi yang memang akan ada terbentuk,” tuturnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini