Terlebih lagi, PKS sendiri sudah memiliki potensi untuk bisa mengusung kadernya maju di Pilgub Jabar 2024 tanpa harus masuk dengan KIM Plus.
“Ada potensi PKS tidak harus masuk skema KIM Plus. Artinya membuat poros baru tadi. Karena PKS punya posisi tawar, dia punya kursi yang besar pasca Gerindra kalau enggak salah, dia punya tokoh, sosok banyak, bahkan bisa memunculkan nama,” ungkapnya.
“PKS juga punya basis yang jelas dan ini sudah teruji dari pemilu kemarin. Posisi tawar ini yang bisa dijual ke KIM Plus, istilahnya Kalau lu enggak sama gua, kemungkinan kalah lu besar, apalagi kalau gua buat boros baru bro, hati-hati,” sambungnya.
Menurutnya, dengan membuat poros baru berisikan PKS, PKB, PPP hingga PDIP akan bisa menggoyang KIM Plus yang bisa dikatakan saat ini memikiki kekuatan politik yang besar.
“Saya masih melihat potensi itu besar, kenapa? Tadi, Islam PKS ini kan Islam perkotaan, PKS butuh untuk memperluas ceruk pemilihnya Islam perdesaan, itu biasanya representasi oleh PPP dan PKB. Kalau ini bareng, saya melihat potensi kemenangannya ada besar,” jelasnya.
“Jadi kalau saya mengendorse aja, karena ini Open Election, peta masih terbuka, dinamika masih banyak, digagas aja poros Islam, apakah itu poros tengah, ataukah poros apa namanya nanti poros santri, terserah apapun namanya. Tapi yang jelas potensi partai-partai Islam bersatu di Jawa Barat ada momennya dan tokoh-tokohnya juga saya lihat potensial semua,” lanjutnya.
Jika seandainya poros baru itu terwujud, Agung mengatakan maka PKS harus mengusung figur yang memiliki elektabilitas tinggi.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini