bukamata.id – Suhu panas yang terjadi di Indonesia seringkali dikaitkan dengan gelombang panas atau Heatwave. Bahkan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, adanya peningkatan lima derajat di atas suhu rata-rata per Kamis (2/5/2024).
Gelombang panas menjadi perhatian masyarakat dunia akhir-akhir ini. Di antarnya, heatwave terjadi di beberapa negara Asia Tenggara dan beberapa negara lainnya seperti Vietnam, Thailand, Myanmar, Bangladesh, dan India.
Melihat fenomena itu, Pengurus Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU), Ma’rufin Sudibyo mengatakan, bahwa suhu panas di Indonesia bukan disebabkan oleh heatwave. Ia menegaskan, bahwa Indonesia pada saat ini tidak mengalami gelombang panas.
Menurut Sudibyo, hal itu karena terdapat tiga hal. Pertama, tidak ada inversi atmosferik berskala regional di Indonesia dan secara teoritis sangat sulit terjadi mengingat kedudukan negara Indonesia masuk ke dalam garis khatulistiwa.
“Kedua, sistem angin yang berhembus ke Indonesia tetap didominasi angin muson yang relatif basah (bukan angin gurun) dan ketiga, Indonesia dikelilingi perairan samudera sehingga meminimalisir kemungkinan terbentuknya angin hangat dan kering seperti di gurun,” ucap Sudibyo dilansir laman NU Online, Jumat (3/5/2024).
Lebih lanjut, Sudibyo menjelaskan bahwa udara di Indonesia terasa panas terutama di tengah hari, di antara pukul 10.00 – 14.00 setempat yang disebabkan oleh dua faktor yang sama sekali berbeda dibanding gelombang panas.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini