bukamata.id – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat dengan tegas mengeluarkan statement bahwa Refuse-Derived-Fuel (RDF) malah akan menghadirkan masalah baru bagi pemerintah dan masyarakat.
Walhi Jabar menilai Proyek Technology termal ini dipaksakan dijalankan pemerintah dengan dalih agar segera pase out dari energi fosil untuk kebutuhan bahan baku pembakaran di PLTU serta di Industri lainnya.
“Upaya pemerintah untuk mengatasi sampah dengan menghadirkan teknologi termal seperti PLTSa dan PSEL hanya akan menjadi solusi palsu,” tulis Walhi Jabar, dikutip dari keterangan resminya, Rabu (17/4/2024).
Walhi menyatakan sikapnya selama ini tidak pernah mendukung menyikapi persoalan sampah dengan cara dibakar.
“Pemanfaatan sampah menjadi RDF tidak pernah kami benarkan, cara tersebut tidak ada mekanisme pemisahan pada saat memproses serta memadatkan sampah yang campur menjadi RDF,” ujarnya.
Menurutnya, ketika barang tersebut sudah dipadatkan dan selanjutnya dibakar maka zat berbahaya yang terkandung pada RDF tersebut akan menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan manusia serta menimbulkan pencemaran yang berdampak semakin buruknya kualitas udara.
Seperti yang diketahui bersama, masalah di Jabar ini selain darurat bencana, saat ini juga masih mengalami darurat sampah yang berkepanjangan.
“Bukti dari ketidak becusan pemerintah selama ini dalam mengatasi sampah salah satunya terus memaksakan rencana pengadaan teknologi PLTSa serta PSEL,” tulisnya.
Hal tersebut tidak mencerminkan mandat Undang-Undang Pengelolaan sampah No.18 tahun 2008 dengan mendorong serta mengelola sampah dari sumber dan minimasi sampah dengan baik.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini