Pertama, kata Karim, dari sejumlah nama yang beredar Pilkada Jabar hanya terbagi menjadi dua kubu yakni Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi.
“Kedua, ini penting bagi Golkar dan Gerindra. Karena bagi Golkar untuk memenangkan Pilkada Jabar jangan tarik Ridwan Kamil ke Jakarta. Dan penting bagi Gerindra satu-satunya cara memenangkan Dedi Mulyadi yamengeluarkan Ridwan Kamil dari Jabar. Jadi ini pesan yang hitam putih nyaris tidak ada cara mengalahkan Ridwan Kamil selain mencabut dari Jabar,” tutur Karim.
Ketiga, sambung Karim, berdasarkan pengamatannya nama Ridwan Kamil selalu masuk dalam persepsi masyarakat Jabar dalam konteks gubernur.
“Artinya habitat politik Ridwan Kamil ya Jabar. Apalagi tingkat kepuasan juga tinggi terhadap kinerja Ridwan Kamil,” paparnya.
Keempat, hasil survei yang Ridwan Kamil saat ini diperoleh secara pasif atau tanpa ada upaya apapun dalam lingkup Pilkada Jabar. Adapun nama Ridwan Kamil ramai diperbincangkan hanya dalam konteks Pilkada Jakarta.
“Sampai hari ini Ridwan Kamil pasif dalam kontestasi Pilkada Jabar, nyaris tak melakukan apapun. Pemberitaan Ridwan Kamil hanya soal tarik menarik ke Jakarta. Tapi pemberitaan itu tak mengurangi popularitas dan elektabilitasnya di Jabar,” jelasnya.
Untuk diketahui, populasi survei ini adalah warga negara Indonesia di Provinsi Jawa Barat yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon/cellphone.
Sampel sebanyak 1214 responden dipilih melalui metode Double Sampling. Double Sampling adalah pengambilan sampel secara acak dari kumpulan data hasil survei tatap muka yang dilakukan sebelumnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini