“Oleh karenanya, perlu edukasi terhadap para remaja untuk tetap menjaga kesehatan reproduksi. Lebih penting lagi, para remaja untuk menghindari perkawinan di bawah umur,” ujarnya.
Ia menyebut, bahwa perkawinan dini bisa menjadi salah satu penyebab stunting atau gagal tumbuh pada bayi yang dilahirkan.
“Dan yang terpenting upaya pencegahan pernikahan dini juga bisa dibuatkan komitmen orang tua, para pengajar dan melalui pendidikan agama yang kuat,” katanya.
Kang DS mengingatkan kepada para siswa/i untuk terus belajar, hormat terhadap orang tua dan guru, selain saling mengingatkan kepada teman-teman baik di sekolah maupun di rumah berkaitan dengan yang membahayakan atau merugikan.
Untuk itu, anak-anak sebagai generasi penerus bangsa, belajarlah yang rajin serta patuh kepada orang tua dan guru.
“Bercita-citalah yang tinggi, apakah mau jadi Bupati, Kapolresta, Menteri ataupun Presiden, dan sebagainya,” katanya.
Dadang mengungkapkan, ada tiga muatan lokal yang diterapkan di Pemerintah Kabupaten Bandung, mulai dari tingkat TK, SD dan SMP. Diantaranya pendidikan Pancasila dan UUD 1945, pendidikan bahasa Sunda dan budaya lokal, serta belajar mengaji dan menghafal Alquran.
“Berharap melalui tiga muatan lokal itu dapat membentuk anak-anak yang cerdas, berkarakter dan berakhlakul karimah,” sebutnya.
Dadang berharap kepada para pelajar disaat memahami digitalisasi untuk memanfaatkan handphone sebaik mungkin.
“Manfaatkan hal-hal yang positif,” ujarnya.
Kang DS mengatakan jika ingin menjadi orang sukses, ada tiga hal untuk semua urusan. Diantaranya, keberanian harus dibarengi dengan keilmuannya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini