Ningning mengatakan, Bio Soltamax ini merupakan produk kearifan lokal. Dimana PT Bandung Inovasi Organik memperkerjakan masyarakat setempat dalam pembuatan produk tersebut.
“Bio Soltamax ini sebagai pertama kearifan lokal untuk di sini, karena tenaga kerjanya juga dari lokal sini dan juga masih muda-muda dari mulai kegiatan fermentasi sampai kepada pengemasan,” katanya.
Ningning menyebut, hingga saat ini Bio Soltamax sudah diekspor ke beberapa negara dan dipakai juga di tanah air.
“Kita ke depan bisa kerja sama, bersinergi, namun kami meminta deplot dulu, deplot di beberapa kecamatan yang mungkin nantinya kalau sudah deplot, bisa dirasakan oleh petani, kami tidak salah untuk merekomendasikan,” jelasnya.
“Mudah-mudahan ini semua bermanfaat untuk petani Kabupaten Bandung,” lanjutnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bandung Inovasi Organik, Mulki Mulyana mengatakan, tahun ini pihaknya sudah mengekspor Bio Soltamax ke tiga negara.
“Tahun ini sudah tiga kali pengiriman, Timor Leste, Mozambik dan Nigeria,” ucap Mulki.
Mulki menyebut, Bio Soltamax ini sudah tersebar di seluruh Indonesia serta telah diekspor ke beberapa negara salah satunya ke benua Afrika.
“Jadi kita di Mozambik itu luar biasa, kita dari (sebelumnya) empat ton lahan sawah mereka, sekarang padinya bisa (menghasilkan) tujuh ton,” imbuhnya.
Muki menyebut, dalam satu bulan pihaknya bisa memproduksi hingga 1 juta cube.
“alau memang kebutuhannya besar otomatis kita bisa meningkatkan sampai satu juta. Kalau liternya sama, lima ratus ribu liter (pupuk) yang cair,” ungkapnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini