Dadang berharap kepada pemuda Karang Taruna, KNPI dan generasi produktif atau generasi Z untuk mulai berpikir. Apa yang harus dipikirkan, dan jangan selalu berpikir untuk jadi ASN atau PNS.
“Sekalipun jadi pegawai pabrik, kalau tidak punya skill akan ketinggalan. Maka perlu dilakukan terobosan-terobosan, di antaranya melalui bintek ini salah satu upaya untuk terus melakukan peningkatan sumber daya manusia yang profesional,” ujarnya.
Dadang pun merasa yakin kalau masyarakat Kabupaten Bandung minimal 5 persen jadi pengusaha dari dari 3,7 juta jiwa penduduk. Yaitu sekitar 130.000 orang jadi pengusaha, dan kemudian bayar zakat malnya, masyarakat Kabupaten Bandung bakal sejahtera.
“Pertanyaannya, apakah masyarakat Kabupaten Bandung ingin jadi penonton atau masyarakat yang sukses? Maka kita harus memberikan sosialisasi dan pemahaman dengan tagline BEDAS-nya (bangkit, edukatif, dinamis, agamis dan sejahtera),” katanya.
“Tujuan pemerintah itu satu, bagaimana cara mensejahterakan masyarakat. Untuk mencapai tujuan itu, ada proses di antaranya melalui pendidikan dan belajar,” tambahnya.
Dadang mengungkapkan terkait big data dalam menghadapi Indonesia Emas 2045. Dari 3,7 juta jiwa penduduk Kabupaten Bandung, katanya, ada berapa koperasi dan pelaku UMKM.
“Jika big datanya sudah lengkap, maka saya yakin tidak bingung untuk memberikan data tersebut kepada dua bank tadi,” ucapnya.
Disaat ada yang perlu dilatih, bisa disodorkan ke Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bandung untuk mengikuti sejumlah pelatihan kerja, mulai Bahasa Jepang, Bahasa Korea, Bahasa Inggris dan bahasa lainnya. Pelatihan tata rias, tata boga, komputer, las, dan pelatihan lainnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini