bukamata.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumedang bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat membangun Menara Kujang Sapasang di Panenjoan, Desa Jemah, Bendungan Jatigede.
Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir mengungkapkan, filosofi atau makna Menara Kujang Sapasang yang akan menjadi ikon wisata baru di Jabar.
Menurutnya, dipilih kujang karena kujang adalah senjata tradisional khas Jawa Barat yang mencerminkan suku Sunda.
“Makna filosofis kujang terkait erat dengan filosofi kehidupan masyarakat Sunda. Yang mengedepankan nilai-nilai kebersamaan, kejujuran, dan keterbukaan,” ucap Dony, Minggu (6/8/2023).
Di masa lalu, kujang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat sunda karena fungsinya sebagai peralatan pertanian. Dengan perkembangan kemajuan, teknologi, budaya, sosial dan ekonomi masyarakat Sunda.
Kujang pun mengalami perkembangan dan pergeseran bentuk, fungsi dan makna. Dari sebuah peralatan pertanian, kujang berkembang menjadi sebuah benda yang memiliki karakter tersendiri dan cenderung menjadi senjata yang bernilai simbolik dan sacral.
“Kujang merupakan senjata estetis yang dibentuk dengan ukiran unik dan indah, kujang bisa disebut sebagai bentuk karya seni,” jelasnya.
Dony mengatakan, kujang dianggap sebagai lambang kebenaran, keadilan, dan keberanian. Memupuk sikap keberanian.
“Kita dapat memetik makna ini dengan memupuk sikap keberanian dalam menghadapi tantangan hidup. Selalu dapat memecahkan masalah yang ada dan mengatasi rintangan yang dihadapi,” ungkapnya.
“Menghargai tradisi dan budaya kujang sudah menjadi salah satu simbol budaya Jawa Barat. Menara Kujang Sapasang, monumen untuk menghargai tradisi dan budaya di sekitar kita. Dengan cara ini, kita dapat menjaga kelestarian budaya dan warisan nenek moyang kita,” tandasnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini