bukamata.id – Cuci darah akibat gagal ginjal selama ini lekat pada orang yang sudah berumur atau lanjut usia. Namun, belakangan ini masyarakat diperlihatkan banyaknya pasien cuci darah yang usianya masih anak-anak remaja di RSCM Jakarta.
Menurut diagnosa medis, salah satu penyebab banyaknya jumlah penderita gangguan ginjal dan mengakibatkan harus cuci darah adalah gaya hidup anak yang kurang mengonsumsi air putih.
Anak-anak masa kini lebih banyak mengonsumsi minuman ringan dan berwarna serta terlalu mengandung banyak gula dan pengawet.
Menanggapi fenomena tersebut, Pengurus Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU), dr Riza Mazidu mengatakan, cairan yang masuk ke dalam tubuh akan disaring oleh ginjal.
“Jika minuman-minuman tersebut mengandung bahan pewarna tentu berpotensi akan merusak ginjal,” ucap Riza dilansir laman NU Online, Selasa (6/8/2024).
Riza menjelaskan, fungsi air putih dalam pencegahan gagal ginjal.
“Ketika tubuh kekurangan cairan akan menyebabkan pembuluh darah menyempit. Pembuluh yang di ginjal juga bisa menyempit dan suplai darah berkurang, akhirnya ginjal terganggu,” ungkapnya.
Untuk itu, kebutuhan air putih sangat diperlukan oleh anak-anak sejak dini. Kebutuhan cairan adalah 0,5-1 mililiter per kilogram berat badan per jam.
Dokter yang turut menjadi salah satu petugas haji klaster kesehatan pada musim haji 2024 ini juga mengakui, anak-anak dan remaja saat ini sering abai akan pentingnya kebutuhan air mineral bagi tubuh.
Terlebih, anak-anak saat ini diberikan banyak sekali pilihan akan minuman soft-drink. Anak-anak juga sering tergiur oleh iklan tentang berbagai pilihan soft-drink tersebut.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini