Dari aspek ekonomi, Dedi mengatakan, belakangan ini kehidupan perekonomian masyarakat sedang sangat memprihatinkan yang ditandai dengan menurunnya daya beli dan meningkatnya kebutuhan harga pokok. Hal itu membuat masyarakat menjadi semakin sulit untuk dapat hidup sejahtera.
Kemudian, masalah juga muncul dari aspek sosial dan budaya yang ditandai dengan munculnya sejumlah pihak yang melakukan politik adu domba. Mereka saling serang tanpa mempertimbangkan kebenaran dari informasi yang disampaikan.
“Hal ini diperkeruh dengan adanya buzzer rupiah, influencer yang tidak bertanggung jawab merawat kehidupan masyarakat sehingga satu sama lain saling menyerang dengan opini yang belum tentu benar. Hoaks digunakan untuk menyerang lawan,” terangnya.
Dedi mengatakan, hukum juga belakangan ini cenderung tajam ke bawah namun tumpul ke atas. Selain itu, masalah keamanan di Indonesia juga belum sepenuhnya baik.
Menurutnya, tingkat kerawanan yang makin meningkat tak dibarengi dengan kebutuhan alutsista yang mumpuni.
“Kerawanan keamanan makin meningkat sebagai akibat dari pihak tertentu yang ingin memaksakan kehendaknya karena ingin memenuhi kebutuhan sehari-hari,” imbuhnya.
Permasalahan selanjutnya, yakni terkait dengan sumber daya manusia di Indonesia yang dinilai belum cakap yang mengakibatkan tingginya angka pengangguran serta terus berdatangannya pekerja asing. Di sisi lain, sumber daya alam yang melimpah di Indonesia pun belum sepenuhnya menyejahterakan masyarakat.
“Pengelolaan sumber daya alam lebih banyak menguntungkan investor dari negara lain,” sebutnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini