Aat mengatakan, inovasi untuk pengadaan buku, dengan cara donasi satu buku bekas dari setiap rumah.
“Mohon bantuan ada hibah buku cerita, supaya anak-anak bisa tertarik minat bacanya, termasuk orang tua. Buku masih kekurangan. Pengadaan buku donasi warga setiap RW,” terangnya.
Aat menyebut, memanfaatkan posyandu jadi pojok baca, sehingga orang tua yang hadir bisa memanfaatkan baca buku saat hendak mendapatkan pelayanan kesehatan.
“Kita juga melakukan berbagai inovasi dalam literasi. Di antaranya gerakan baca buku walau sedikit,” ujarnya.
Pada giat Rembug Bedas itu, Dadang Supriatna mengungkapkan, sebagai seorang pemimpin harus paham keinginan rakyat terutama cepat dalam pelayanan. Untuk memberikan pelayanan yang cepat, Dadang mengatakan bahwa RSUD Bedas Kertasari dibangun di Desa Sukapura.
“Mudah-mudahan manfaat untuk masyarakat,” ujarnya.
Dadang mengatakan, didirikannya RSUD Bedas Kertasari untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
“Disaat masyarakat sakit, bisa berobat ke rumah sakit dengan sarana prasarana yang sudah disiapkan pemerintah,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga berusaha untuk memuliakan para ulama. Maka hadir insentif guru ngaji dengan anggaran Rp109 miliar per tahun.
“Saya mengajak masyarakat untuk sama-sama membangun Kabupaten Bandung, di antaranya melalui 13 program prioritas tersebut. Kebijakan 13 program prioritas itu bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Kabupaten Bandung. Saya siap lanjutkan ke periode berikutnya,” tuturnya.
Dadang mengatakan, dalam pengelolaan sampah plastik maupun kertas bisa dikerjasamakan dengan BUMD. Urusan modal ada di BPR Kerta Raharja.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini