bukamata.id – Gubernur Jawa Barat terpilih periode 2025-2030, Dedi Mulyadi, mengungkapkan rencananya untuk memperbaiki tata ruang di Provinsi Jabar.
Dedi menyatakan bahwa dirinya ingin mengembalikan konsep tata ruang yang lebih baik dengan merujuk pada warisan tata ruang Pajajaran, meskipun ia sadar adanya perubahan yang harus dihadapi.
“Kita harus mengikuti tata ruang Pajajaran, tapi tidak mungkin juga kita mengikuti itu secara utuh karena banyak perubahan. Namun, minimal kita bisa memperbaiki yang salah,” kata Dedi, dikutip dari Instagram @dedimulyadi71, Senin (10/2/2025).
Dedi juga menyinggung mengenai pentingnya merujuk pada sejarah tata ruang Jabar yang kaya, dan mempertanyakan siapa yang memiliki otoritas setelah Pajajaran. Ia mengingatkan bahwa setelah Pajajaran, otoritas tersebut berada di tangan Belanda.
“Setelah Pajajaran, siapa yang punya rencana tata ruang yang baik? Kalau Pajajaran itu ada dalam manuskrip peninggalan, setelah itu yang punya otoritas adalah Belanda,” ujar Dedi.
Untuk mewujudkan rencananya tersebut, Dedi mengungkapkan langkah konkrit yang akan diambil. Ia berencana mengirim tim ke Belanda untuk mempelajari lebih lanjut tentang tata ruang, sejarah, dan bahasa Sunda.
Menurutnya, Museum Bahasa Sunda di Belanda adalah tempat terbaik untuk mengumpulkan dokumen berharga yang berkaitan dengan tata ruang.
“Kan perjalanan dinas saya dihapus, khusus untuk ini saya kirim tim ke Belanda, untuk ngambil tata ruang, sejarah, bahasa,” ujar Dedi dengan serius.
Dedi menegaskan bahwa segala biaya terkait kunjungan tersebut akan dibiayai oleh pemerintah daerah.
“Sok diongkosin nanti, dianggarkan sama kita serius. Kami akan bentuk tim dengan para ahli, pergi ke sana untuk mengumpulkan dokumen penting, termasuk peruntukan-peruntukan gedung dan irigasi, karena semua itu ada potret sejarahnya,” tandasnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini