“Dari analisis bahwa setiap orang hanya memerlukan 10 milicurrie, jadi dengan hanya satu kali produksi di Radiofarmaka Cyclotron Bio Farma ini bisa menghasilkan sekitar 70 persen yang dapat ditangani, dari hasil produksi kami. Seandainya memerlukan kita bisa berproduksi sampai 2 atau 3 kali proses,” terangnya.
Shadiq mengklaim, produk ini dapat memenuhi kebutuhan untuk daerah Jabodetabek dan kota besar di Indonesia dengan menggunakan sarana transportasi darat dan udara yang telah berkerja sama.
“Kebetulan kami memilih bandara yang ada di Halim jadi lebih mudah untuk tujuan Surabaya, Makasar, Medan, kemudian Denpasar dan Yogyakarta,” imbuhnya.
Terhadap pemenuhan produk, kata Shadiq, Bio Farma didukung oleh Bapeten dan BPOM untuk menjamin keamanan dan kualitas dari produk yang dihasilkan.
“Sedangkan untuk operation kami didukung oleh cyclotech dari Australia yang telah lama mengoperasikan produk Cyclotron tersebut,” ujarnya.
Dalam memudahkan pelayanan, pemesanan produk dapat melalui digital online dan langsung terhubung real time kepada sistem Bio Farma.
“Sistem ini bisa digunakan oleh rumah sakit yang terhubung. Serta kami menggunakan track and trace untuk memantau aktivitas dan distribusi sehingga berjalan dengan baik,” jelasnya.
Pada kesempatan ini, Bio Farma juga melakukan penandatanganan dengan 10 rumah sakit dengan memanfaatkan produk FGD dari Bio Farma.
“Dengan masuknya Bio Farma ke dalam ekosistem ini berharap dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam pelayanan kesehatan modern yang lebih tinggi, efektif, dan terjangkau,” katanya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini