“Karena, lokasi huniannya berkali-kali akan menghadapi potensi bencana alam. Oleh karena itu, tidak ada solusi yang permanen kecuali pindah,” ujarnya.
“Nah ini harus kita siapkan negara harus menyiapkan solusinya dan tanahnya. Kementerian ATR harus menyiapkan segala persyaratan baik itu secara administrasi, legal dll,” tambahnya.
AHY mengatakan, hal ini dilakukan agar pada saat masyarakat mendapatkan hak atas tanah yang diakui hukum secara negara dengan program konsolidasi tanah.
“Ini terjadi pada beberapa saat itu ke Palu, beberapa tahun lalu akan ada bencana alam, banyak korban dan akhirnya dipindahkan konsolidasikan akhirnya dibangun rumah-rumah yang layak buat warga,” ungkapnya.
“Di Cianjur juga demikian, konsolidasi bahkan hasilnya lebih bagus dari kondisi sebelumnya, yang tadinya tidak ada fasilitas umum, jalan rusak kita bikin buatkan,” sambungnya.
Sehingga, kata AHY, nilai ekonomi tanah itu meningkat secara signifikan, menjadi satu kali lipat, dua kali lipat, ditambah dengan ada fasilitas umum yang layak.
Adapun mengenai Indonesia di tahun 2025, AHY membayangkan tentang kemajuan, lompatan-lompatan dibidang teknologi dan sebagainya, itu akan sirna jika hari ini tidak bekerja keras.
“Karena masih banyak hal yang harus kita lakukan, kita bersyukur sejauh ini banyak progres dan harapannya menuju tahun 2025 nanti dengan mempersiapkan sumber manusia yang unggul,” papar AHY.
Meski begitu, AHY mengajak untuk tetap optimis, karena Indonesia memiliki banyak potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini