bukamata.id – Kasus peredaran obat kedaluwarsa yang terjadi di Kota Bekasi beberapa waktu lalu menjadi perhatian serius Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bekasi.
Menyikapi insiden tersebut, DPRD mendorong Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi untuk segera membangun sistem digitalisasi guna memantau peredaran obat di Puskesmas.
Langkah Pencegahan Efektif
Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Bekasi, Raden Eko Setyo Pramono, menegaskan bahwa sistem digitalisasi ini penting untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Insiden penggunaan obat kedaluwarsa yang terjadi di Puskesmas Rawa Tembaga menjadi pelajaran berharga.
“Langkah ini kami dorong agar obat-obatan yang telah melewati masa kedaluwarsa dapat terdeteksi secara cepat dan akurat. Jangan sampai ada kasus serupa yang membahayakan masyarakat,” ujar Raden Eko.
Dampak pada Pasien
Dalam kejadian tersebut, 11 anak menerima obat yang sama, namun dua di antaranya mengalami efek samping. Salah satu anak mengalami diare, sedangkan anak lainnya mengalami ruam merah di kulit. Beruntung, kedua anak tersebut kini telah pulih.
Penyebab Insiden
Menurut laporan Dinkes Kota Bekasi, obat kedaluwarsa itu sebenarnya telah ditarik dari peredaran pada tahun 2022. Namun, karena masa kedaluwarsanya baru berakhir pada September 2023, obat tersebut kembali digunakan di beberapa Puskesmas. Masalah muncul karena kurangnya sistem pemantauan yang terintegrasi.
“Sebagian obat yang telah ditarik ternyata masih tersimpan di tas-tas tenaga lapangan. Akibatnya, obat tersebut tidak terdeteksi saat proses pengecekan manual,” jelas Raden Eko.
Pentingnya Digitalisasi
Raden Eko menegaskan bahwa digitalisasi data obat-obatan sangat krusial untuk memastikan keamanan masyarakat. Sistem ini akan memungkinkan pelacakan real-time terhadap stok obat di Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).
“Ini menyangkut keselamatan masyarakat. Tidak boleh ada kelalaian dalam mendata obat-obatan. Dengan sistem digital, kita bisa mengetahui secara pasti stok obat yang tersedia dan mana yang perlu ditarik,” tegasnya.
Imbauan kepada Masyarakat
Meski insiden ini sempat menimbulkan kekhawatiran, Raden Eko mengimbau masyarakat agar tetap percaya pada layanan kesehatan di Puskesmas. Ia memastikan bahwa DPRD bersama Dinkes akan terus memantau implementasi sistem digitalisasi untuk mencegah kejadian serupa.
“Kami akan mengawal proses ini hingga berjalan optimal. InsyaAllah, kejadian seperti ini tidak akan terulang,” pungkasnya.
Dengan sistem digitalisasi yang efektif, diharapkan pengawasan obat-obatan di Kota Bekasi semakin ketat, demi kesehatan dan keselamatan masyarakat.