“Bahasa daerah merupakan wujud kebhinekaan Indonesia. Kita hadirkan bahasa daerah yang adaptif terhadap perkembangan zaman,” lanjut Herawati.
Adapun kegiatan tahun ini diikuti 787 peserta terdiri dari 189 putra dan 192 putri siswa SD, kemudian sebanyak 203 putra dan 203 putri siswa SMP. Selain itu hadir pula 114 guru yang mendampingi. Dengan 27 peserta dari kabupaten/kota di Jabar dan dua kabupaten dari Provinsi Banten, yakni Pandeglang dan Lebak.
Adapun juri yang menilai yaitu 23 orang yang merupakan pakar, praktisi, dan akademisi di bidang bahasa dan sastra Sunda yang memberikan penilaian objektif.
Sejumlah perlombaan yang diikuti para peserta adalah lomba Ngarang Carpon (mengarang cerita pendek), Nembang Pupuh, Ngadongeng Maca Sajak serta Borangan (Ngabodor Sorangan/ stand up comedy berbahasa Sunda).
Sementara itu Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi E. Aminudin Aziz mengapresiasi Penjabat Gubernur Bey Machmudin yang telah membuka dan mendukung kegiatan hari ini.
“Terima kasih juga para guru, tim dinas pendidikan, pakar, praktisi, dan pembina atas dukungan luar biasa sehingga merebak festival ini,” kata Aminudin.
Aminudin juga mengungkap bahwa bahasa Indonesia tengah diusulkan sebagai bahasa resmi dalam sidang umum UNESCO.
“Komite legal yang beranggotakan puluhan negara, saya ditanya oleh mereka apa alasannya kemudian saya jelaskan sampai tuntas, dan tidak ada satu negara pun yang menyatakan keberatan,” ungkap Aminudin.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini