bukamata.id – Belakangan publik dibuat geram dengan video yang menampilkan Gus Miftah sedang berceramah. Dalam cuplikan itu, Gus Miftah mengolok-olok penjual es teh dalam sebuah acara keagamaan.
Merespons peristiwa itu, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan, Ahmad Fahrurrozi (Gus Fahrur) mengatakan, sebaiknya ceramah dilakukan dengan bahasa yang santun. Selain itu, konteks para jamaah juga harus diperhatikan.
“Pada dasarnya dakwah harus mengutamakan kelembutan dan adab sebagaimana tauladan Rasulullah saw,” ucap Gus Fahrur dikutip laman NU Online, Jumat (6/12/2024).
Menurutnya, peristiwa tersebut menelurkan sejumlah hikmah yang bisa dipelajari. Seorang penceramah dituntut untuk bisa menakar dan membedakan situasi lawan bicara.
Hal ini, lanjut Gus Fahrur, dalam rangka mengantisipasi kegaduhan sekaligus berempati terhadap orang lain.
“Kasus ini menjadi pelajaran bagi mubalig lainnya agar lebih berhati-hati dalam bercanda agar tidak menimbulkan kegaduhan dan melukai perasaan orang lain,” ungkapnya.
Lebih lanjut, pengasuh Pondok Pesantren An-Nur 1 Malang itu menganjurkan agar ketika berdakwah, para dai menghayati akhlak seperti menjaga konsistensi perkataan dan perbuatan, bersikap lemah lembut, pemaaf, musyawarah, tawakal dan tawadhu’.
Hal ini sebagaimana terangkum dalam QS. Ash-Shaaf ayat 2-3, QS. Ali Imran ayat 159 dan QS. Al-Furqan ayat 63. Gus Fahrur mengingatkan kepada masyarakat agar ketika merespons segala peristiwa perlu bersikap teliti.
Dirinya juga mengimbau agar tidak berlarut-larut dalam polemik tersebut. Adanya peristiwa tersebut mencerminkan kekurangan tiap-tiap manusia yang bersifat niscaya sehingga menjadi ajang untuk saling mengingatkan, saling mendukung dalam kebaikan.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini