Ini adalah langkah penting dalam mengedukasi masyarakat tentang nilai dan potensi seni dalam memperkaya pengalaman manusia.
Isu sentral yang dibahas dalam acara ini adalah bagaimana film sebagai medium seni memiliki tubuh yang multidimensi. Diskusi mengarah pada pertanyaan kritis: apakah film sudah mencapai status disiplin ilmu tersendiri, atau masih terus dipengaruhi oleh elemen-elemen seni lain seperti seni rupa, sastra, dan teater?
Dengan demikian, Cinefuture berupaya menjelajahi fondasi film dan menguatkan posisinya sebagai medium unik dalam seni kontemporer.
Acara ini juga menghadirkan rangkaian program yang dimulai sejak Oktober hingga Desember 2024. Beberapa kegiatan menarik di antaranya adalah Screening Indonesia x Australia pada 25 Oktober, Layar Alumni Open Air pada 26 Oktober, hingga puncak acara Pameran dan Pemutaran Film Eksperimental & Animasi Intermedia yang berlangsung pada 8-11 Desember.
Pada 11 Desember, akan diadakan simposium yang melibatkan Asosiasi Program Studi Film se-Indonesia, diikuti oleh Open Air Institut Partner pada 12 Desember, sebagai penutup rangkaian acara.
Dengan tema yang inovatif dan multidimensi, Cinefuture diharapkan tidak hanya menjadi ruang kreatif mahasiswa, tetapi juga platform strategis dalam memperkaya seni kontemporer dan membangun dialog kritis seputar sinema dan relevansinya dengan masyarakat modern.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini