Hamdan juga turut mempertanyakan regulasi dan persyaratan yang mendapatkan program insentif guru ngaji. Karena, masih ada guru ngaji di Desa Jatisari yang belum mendapatkan program tersebut.
Selain itu, warga Desa Jatisari lainnya, Rudi mempertanyakan terkait program unggulan atau program prioritas Bupati Bandung, khususnya program pinjaman dana bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan, karena masih ada warga yang belum tahu.
Disisi lain, Ketua RW di Desa Jatisari, Agus Hendrayana menginformasikan kondisi jalan rusak di Desa Jatisari.
“Saya minta kepada pemerintah untuk mendahulukan perbaikan jalan desa di Desa Jatisari,” katanya.
Atas pertanyaan-pertanyaan tersebut, Kang DS langsung merespon diantaranya berkaitan dengan harapan masyarakat untuk perbaikan jalan di Desa Jatisari.
Di Desa Jatisari sepanjang 4 km masih rusak, dan diharapkan bisa diperbaiki secara bertahap.
“Kumaha caranya, jalan harus diperbaiki. Minimal bisa diperbaiki secara bertahap sepanjang 1 sampai 2,5 km dulu,” katanya.
Terkait dengan pertanyaan warga tentang insentif guru ngaji, Kang DS mengatakan bahwa Pemkab Bandung sudah menyiapkan kuota untuk 17.000 guru ngaji dengan anggaran Rp 109 miliar.
“Kriteria guru ngaji ini, yaitu memiliki kemampuan dan tidak terikat pendidikan formal. Mendapatkan insentif Rp 350.000/bulan, dan kartu BPJS Kesehatan untuk empat orang anggota keluarga. Disaat guru ngaji meninggal dunia, keluarganya mendapatkan santunan sebesar Rp 42 juta. Itu manfaatnya BPJS Ketenagakerjaan,” katanya.
Kemudian, Kang DS mengungkapkan Pemkab Bandung sudah menerima 305 penghargaan selama 2 tahun 10 bulan dirinya menjadi Bupati Bandung.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini