“Perbaikan ini bagian dari pembaruan alat-alat yang sudah tua. PHE ONWJ selaku operator meningkatkan belanja modalnya. Ini bagian dari peningkatan aset atau bisa kita katakan sebagai peningkatan capital expenditure dan operational expenditure,” katanya.
“Sebagai konsekuensi diperlukan dana untuk melakukan well development dan perbaikan pipa yang akan mengurangi pendapatan sampai dengan beberapa tahun ke depan,” tambahnya.
Punjul meyakini, dibalik expenditure yang tinggi ini dapat memiliki manfaat panjang nantinya dan akan meningkatkan lifting. Dalam catatan sepanjang 2023 data lifting MUJ ONWJ yakni 1.903 BOD, Adapun gas yakni 4,3 MMSCFD.
“Penurunan bisa saja terjadi di tahun 2024 dan 2025 ini karena ada perbaikan, pembaruan dan perawatan alat-alat, kami tetap optimis setelah 2026 akan kembali normal bahkan lebih tinggi karena pembaruan alat dan teknologi tersebut,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Teknik dan Operasi, Muhamad Sani mengatakan, perbaikan dan perawatan infrastruktur dengan peningkatan expenditure di Wilayah Kerja ONWJ merupakan strategi jangka menengah dan jangka panjang. Selain itu, Perseroan juga tidak bertumpu kepada satu bidang usaha, karena MUJ juga menggenjot kegiatan usaha lainnya.
Dalam rencana bisnisnya MUJ yang telah bertransformasi menjadi BUMD holding energi terus memperkuat sektor migas maupun non-migas, pun dengan jasa penunjang energi lainnya. Ini bisa dilihat dalam sejumlah lini bisnisnya yang sudah dijalankan.
Yang terbaru, MUJ melalui anak usaha PT MUJ Energi Indonesia (MUJI) baru saja resmi menandatanganai Kerja Sama Operasi (KSO) bersama Pertamina EP untuk lapangan migas Pabuaran di Kabupaten Subang dalam kurun waktu 10 tahun ke depan.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini