Haedar mengingatkan bahwa Indonesia hari ini dan ke depan sarat masalah dan tantangan kompleks. Diperlukan kaum muda Indonesia yang berdiri tegak di atas idealisme dan prinsip bernegara dengan benar.
“Sekaligus menjadi kaum muda yang relijius, pancasilais, cerdas berilmu, berkeahlian, dan mampu berperan aktif dalam kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan, dan kemanusiaan global,” ungkapnya.
“Generasi yang layak menjadi pewaris Indonesia masa depan yang berkomitmen kuat untuk menjadikan Indonesia bersatu, berdaulat, adil, dan makmur di era modern sebagaimana cita-cita luhur para pendiri negara dan generasi tahun 1928,” tambahnya.
Haedar mengatakan bahwa generasi Gen Z dan setelahnya boleh jadi berbeda memiliki dunia sendiri yang tidak dapat dipersamakan dengan generasi masa lampau. Tapi dasar-dasar kehidupan yang tetap sama dan harus dijunjungtinggi seperti nilai-nilai agama, Pancasila, dan kebudayaan luhur bangsa.
“Jadilah generasi muda Indonesia yang tetap berbasis nilai utama yang hidup di negeri tercinta. Jangan jadi lost-generation, yang tercerabut dari nilai-nilai dasar kehidupan dan keindonesiaan. Pahami segala hal yang menyangkut makna dan pengetahuan kebangsaan, jangan sampai mengalami krisis pemahaman kebangsaan atau quarter life crisis,” katanya.
Haedar menyebut, generasi muda Indonesia saat ini juga terjebak dalam sandwich generation. Demi hidup efisien dari segi finansial tapi menjadi egois dan tercerabut dari akar keluarga, lebih-lebih orangtua yang posisinya mulia dan harus dihormati.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini