bukamata.id – Dalam perayaan Hari Ibu yang jatuhpada tanggal 22 Desember dimanfaatkan Badan Pengawasan Pemilihan Umum (Bawaslu) RI dengan menggelar sosialisasi pengawasan partisipatif.
Kegiatan tersebut bertajuk “Peran Serta Perempuan Dalam Pengawasan Pemilu” yang berlangsung di GH Universal, Bandung, Jumat (22/12/2023).
Kordiv. Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Hubungan Masyarakat Bawaslu RI, Lolly Suhenty mengatakan, saat ini perempuan masih sering terbatas aksesnya terhadap informasi, termasuk informasi kepemiluan.
“Sehingga momentum Hari Ibu didekatkan dengan isu pengawasan, harapannya Bawaslu itu semakin memudahkan perempuan-perempuan Indonesia, para ibu untuk bisa terhubung dengan kepemiluan. Sehingga hal-hal semacam ini menjadi penting, karena kita sama-sama tahu potret pemilih perempuan kita seperti apa,” bebernya.
Meski memiliki angka yang cukup signifikan dalam segi pemilih, Lolly mengatakan, kehadiran perempuan dalam kandidat yang mencalonkan diri sebagai calon legislatif perempuan itu masih jauh.
“Kita sama-sama tahu bahwa keterwakilan perempuan dalam pencalonan 30% saja beberapa partai menyatakan sulit sekali. Sehingga dalam konteks ini, kehadiran perempuan dalam kompetisinya masih jadi PR,” ucapnya.
Kemudian dalam konteks penyelenggaraan pemilu, Lolly mengakui, jika keterwakilan belum masih belum mencapai 30 persen, khususnya di tingkatan RI, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
“Kalau di rata-rata kan di Kabupaten/Kota itu angkanya cuma 26%. Sehingga dalam konteks ini kita masih harus berjuang, untuk bisa memenuhi minimal keterwakilan 30 persen perempuan. Ini di tataran penyelenggara pemilu,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Lolly pun mendorong, peran perempuan baik sebagai pemilih, penyelenggara, ataupun calon legislatif harus mempunyai semangat yang sama dalam Pemilu 2024.
“Hari ini kita mengundang teman-teman dari lintas organisasi dari BKOW, Aisyiyah, Fatayat, organisasi disabilitas, dan lain-lain agar mereka dapat berperan sebagai pengawas partisipatif. Sehingga hal ini tentu semakin banyak masyarakat yang menjadi pengawas partisipatif, orang mau melakukan pelanggaran pun pasti mikir,” paparnya.
Lolly juga berharap, kalau mereka menemukan pelanggaran-pelanggaran untuk berani melapor ke Bawaslu.
“Kami nanti akan sampaikan, kalau mereka menemukan dugaan-dugaan pelanggaran mereka bisa menghubungi Bawaslu terdekat sesuai tingkatannya, kalau di desa berarti ke PKD, di kecamatan berarti ke Panwascam, atau sekarang semuanya serba mudah udah dunia digital, silakan untuk menghubungi akun media sosialnya yang official Bawaslu,” katanya.
Sementara itu, Kordiv. Pencegahan dan Partisipasi Masyarakat Bawaslu Jabar, Nuryamah mengatakan, hingga saat ini pihaknya telah melakukan 9.911 kegiatan pencegahan pelanggaran pemilu.
“Termasuk juga yang kita ajak tidak hanya kaum perempuan saja, tetapi di situ ada pemilih pemula, ada kaum inklusif, OKP, ORMAS, intinya kita menjangkau seluruh segmen masyarakat, agar mereka diberikan pendidikan politik sehingga tidak hanya paham mekanisme pencoblosan, tetapi mereka harus tahu, mereka punya hak pilih yang harus disalurkan pada tanggal 14 Februari 2024,” katanya.
Nuryamah mengatakan, di Jabar sendiri jumlah pemilih perempuan berbeda tipis dengan laki-laki dengan selisih 200 orang saja.
Dalam momentum Hari Ibu ini, Nuryamah berharap, kaum perempuan banyak dilibatkan dalam agenda-agenda Pemilu 2024 ini.
“Perempuan ini jangan sampai tidak dilibatkan. Apalagi melihat tadi DPT perempuan ini tidak jauh berbeda jumlahnya dengan laki-laki, perbedaannya hanya di 200 sekian, sayang kalau kita tidak rangkul, sayang kalau kita tidak ajak, sayang kalau kita tidak maksimalkan kaum perempuan ini, karena memang perannya yang sangat dahsyat,” tandasnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini