“Barangkali bahasa bung Karno bukan bahasa sederhana, tinggi di jamannya. Beliau tidak menurunkan bahasa, dalam bahasa Inggris, Belanda. Karena memang kita seharusnya mengangkat vocab rakyat, kekayaan bahasa. Kekayaan diksi dalam proses politik. Itu akan menjadi baik. Ini upaya kami yang kami dorong berhadapan dengan kokunikasi maisntream yang sederhana,” tuturnya.
Idenya yang diajukan untuk Unpad meneliti pola komunikasi para pemimpin di era tahun 1945-1965 yang ia nilai banyak kaum intelektual. Mereka menguasai banyak bahasa, dan memiliki kekayaan kosakata di dalam berkomunikasi.
“Karena itu saya usulan untuk menjadi subjek penelitian, supaya bisa menjadi bahan bagaimana mereka berkomunikasi padahal di masa itu masyarakat kita masih belum terdidik seperti sekarang,” imbuhnya.
Konsisten Pada Visi Perubahan
Di sisi lain, Anies sebagai Capres 2024 yang diusung oleh Partai NasDem menegaskan sikapnya tetap tidak berubah pada visi perubahan. Ia pun yakin, komitmen yang sama masih dipegang oleh partai koalisi.
“Baik-baik saja dan tidak melihat ada perubahan sikap, sikap tetap konsisten berada di dalam koalisi perubahan dan itu saya memandang tidak ada prediksi apa apa,” tegasnya.
Terkait dengan pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Surya Paloh, Anies memastikan komunikasinya dengan Surya Paloh masih terjaga dengan baik.
“Selalu komunikasi (dengan Surya Paloh) dan tidak ada pergeseran posisi, sama sekali tidak ada dan pertemuan itu sesuatu yang biasa-biasa saja. (Isi pembahasan antara Surya Paloh dan Joko Widodo) Itu tanyakan langsung,” imbuh Anies.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini