Di tempat yang sama, VP of Operations Rekosistem, Yohanes David menjelaskan, untuk mendaur ulang sampah itu harus dimulai dengan memilah sampah.
“Makannya kita menggunakan tags #PilahSampahLebihMudah karena jadi ada banyak tempat yang bisa dijangkau masyarakat untuk menyalurkan sampah yang sudah mereka pilah untuk di daur ulang,” jelasnya.
Yohanes mengatakan, program ini merupakan langkah awal yang dimulai dari 10 tempat dan diharapkan bisa meluas ke tempat lainnya.
“Ketika kita sudah menemukan polanya dan sudah berjalan dengan lebih baik harapanya bisa diperluas ketempat-tempat lebih banyak sehingga bisa di manfaatkan masyarakat untuk memudahkan daur ulang,” imbuhnya.
Menurutnya, kondisi sampah yang tercampur bukan hanya terjadi di Kota Bandung saja, namun juga hampir di seluruh daerah di Indonesia. Meski begitu, pihaknya mengapresiasi itikad baik dari pemerintah, komunitas dan perusahan-perusahan yang mulai peduli terhadap sampah.
“Jadi sebenarnya sebagian besar saya bisa bilang masih tercampur, paling ideal memang sudah terpilah dari awal sebelum di salurkan ke tempat daur ulang dan ditempatkan sesuai jenisnya, tapi ditahap satu inipun kita berharap bisa jadi informasi dan bisa jadi kepedulian sehingga partisipasi bisa lebih banyak,” tuturnya.
Berdasarkan data nasional, pemilihan sampah bisa mengurangi ruangan sampah ke TPS sebesar 30-40 persen.
“Tapi di setiap daerah tentunya akan berbeda, ketika ada perbedaan pola konsumsi dan pola produksi pasti akan membedakan pola sampah anorganik, organik, dan residunya seperti apa,” imbuhnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini