“Selain nama-nama tersebut, terdapat juga sejumlah nama yang masih dalam proses penjaringan bakal calon wali kota dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Demokrat, namun masih belum dapat dipastikan finalisasinya,” kata Adi dalam keterangannya, Sabtu (27/4/2024).
Adi menilai, perlu lebih banyak tokoh yang muncul di Pilwalkot Cimahi 2024. Sebab, berdasarkan dua data terakhir Instrat, belum ada tokoh yang memiliki popularitas di atas 50 persen, kecuali Ngatiyana yang popularitasnya mendekati 70 persen.
“Bahkan mayoritasnya berada pada tingkat popularitas di bawah 20 persen. Ini menunjukkan bahwa Kota Cimahi masih belum banyak bermunculan tokoh-tokoh potensial untuk berkompetisi menjadi Wali Kota Cimahi mendatang,” jelasnya.
Di lain sisi, hal ini juga dapat dipandang sebagai sebuah peluang bahwa kesempatan berkompetisi bagi tokoh-tokoh baru menjadi lebih terbuka.
“Meskipun juga bakal menjadi tantangan bagi Ngatiyana untuk mempertahankan dan memperkuat posisinya lantaran popularitas dan potensi elektabilitasnya jauh di atas tokoh-tokoh lainnya,” imbuhnya.
Kemudian, isu bersih dari korupsi turut menjadi perhatian dari masyarakat. Adi mengatakan, mayoritas responden dari hasil surveinya mengharapkan agar Wali Kota Cimahi mendatang memiliki karakteristik jujur, bersih, dan dapat dipercaya sebesar 68 persen.
“Dengan demikian, harapan terhadap wali kota yang bersih dari korupsi menjadi isu penting yang harus menjadi komitmen para calon wali kota untuk mewujudkannya,” ungkapnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini