Koordinator Inti Muda Jabar, Andrian Firmansyah, menjelaskan bahwa diskriminasi terhadap ODHIV sering terjadi karena kurangnya pemahaman tentang HIV.
“Stigma ini membuat banyak ODHIV kehilangan hak-hak dasar mereka. Padahal, HIV tidak semudah itu menular, dan mereka seharusnya mendapatkan hak yang setara,” ujar Andrian di acara yang digelar di Grand Tjokro Premiere Bandung, Jalan Cihampelas, Rabu (13/11/2024).
Menurut Andrian, hak untuk bekerja bagi ODHIV harus dilindungi dan tidak boleh dibatasi hanya karena status kesehatan yang menimbulkan stigma sosial.
Selain fokus pada edukasi, Inti Muda juga menyediakan ruang aman bagi populasi kunci untuk memperoleh dukungan dan berbagi pengalaman. Di ruang ini, mereka dapat mengakses informasi yang akurat terkait HIV dan hak-hak mereka sebagai warga negara, termasuk hak pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan yang setara.
“Bagi populasi kunci atau ODHIV, kalian tidak sendiri. Kami di Inti Muda Jawa Barat siap memberikan dukungan sebaya agar mereka tidak merasa terisolasi,” kata Andrian.
Selain melalui media sosial, Inti Muda Jawa Barat juga membuka layanan bagi populasi kunci di Kompleks DPRD I Kav.57, Kelurahan Margasari, Kecamatan Buahbatu. Layanan ini dapat diakses melalui akun Instagram mereka di @intimudajabar.
Kolaborasi antara Inti Muda Jabar, Pemkot Bandung, dan LSM diharapkan dapat menghapus stigma yang selama ini menghalangi akses ODHIV dan populasi kunci terhadap hak-hak dasar mereka.
Dengan sosialisasi yang intensif, diharapkan pemahaman masyarakat tentang HIV dapat meningkat, sehingga hak-hak mereka dapat terpenuhi tanpa diskriminasi.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini