Indra memandang, dengan adanya putusan MK ini, akan terjadi tiga hingga empat poros pada Pilgub Jabar 2024. Sebab, dua partai politik pun sudah bisa mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada 2024.
“Ya kalau sekarang kan sudah ada Gerindra dengan Golkar, kemudian PKS-NasDem. Dan kemungkinan besar PDIP bersama PKB. Belum lagi partai-partai non parlemen yang akan mengusung calon alternatif. Jadi semuanya masih dinamis dan cair hingga saat ini,” jelasnya.
Selain itu, peta politik setiap daerah di Jabar dipandangnya berbeda. Indra mencontohkan, Pantura lebih condong ke tokoh atau partai yang berspektrum nasionalis.
Sedangkan untuk daerah Priangan Timur, lebih cenderung ke keterikatan kelompok Islam bisa menjadi perhitungan partai.
“Sosio-kultur pun Priangan Timur kuat keagamaan dan Pantura ke nasionalis, sedangkan megapolitan (Bekasi-Depok) relatif berbeda dengan daerah lain,” imbuhnya.
Di tempat sama, politisi PKS, Indra Kusuma tak menyangkal jika putusan MK bisa mengubah peta perpolitikan di Jabar. Meski begitu, sulit juga untuk partai politik melakukan konsolidasi ulang karena keterbatas waktu.
“Kondisi Jabar terkini, KIM kan lebih ke politik saat pilpres yang secara internal ada dinamikanya. Saat ini tentunya akan sulit untuk setiap partai melakukan konsolidasi ulang, karena waktunya terlalu mepet,” ucap Indra.
Indra sendiri memandang, kontestasi Pilgub Jabar tahun ini merupakan pertarungan antara pemimpin otentik dengan pemimpin kosmetik
“Kontestasi Pilgub Jabar saat ini adalah kontestasi pemimpin otentik dengan pemimpin kosmetik,” ujarnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini