“Bagi masyarakat Jawa Barat, sarung bukan hanya sekadar kain, tetapi simbol penghormatan terhadap warisan budaya serta dukungan terhadap kemajuan ekonomi lokal,” tambah Bey.
Bey juga memberikan apresiasi kepada para perajin sarung tenun, pelaku UMKM, serta seluruh ASN yang turut berpartisipasi, baik secara langsung maupun daring.
Ia menekankan pentingnya semangat kebersamaan, yang dalam falsafah Sunda dikenal sebagai sareundeuk saigel, sabobot sapihanean, sebagai kunci dalam membangun Jawa Barat sebagai provinsi yang maju dan berbudaya.
Selain mencatatkan rekor, acara ini juga diharapkan memberi manfaat besar bagi para perajin sarung Majalaya dan perekonomian lokal.
Bey berharap momentum ini menjadi inspirasi untuk terus menjaga budaya lokal, memperkuat ekonomi, dan memajukan Jabar.
“Mari jadikan kegiatan ini sebagai pengingat bahwa budaya lokal adalah fondasi penting untuk menciptakan masa depan yang lebih baik,” pungkasnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini