bukamata.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung Barat mengapresiasi tempat pengolahan sampah di Saung Edukasi 3R (Recycle, Reduce, Reuse), Puri Cipageran Indah, RW 22 Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah.
Penjabat (Pj) Bupati Bandung Barat, Ade Zakir mengatakan, pengolahan sampah yang dilakukan Saung Edukasi 3R telah menginspirasi pemerintah daerah untuk bisa mengurangi volume buang sampah.
Mengingat, Pemkab Bandung Barat selama ini hanya mengandalkan TPA Sarimukti sebagai satu-satunya haluan untuk membuang sampah yang ada di wilayah ini.
“Saya belajar cara mengolah sampah ke sini. Ternyata setelah melihat sendiri dan mendengar penjelasan dari pak Satori, bahwa mengolah sampah tidak butuh teknologi luar biasa. Ini bisa diaplikasikan di lingkungan perkantoran,” ucap Ade, Selasa (16/7/2024).
Ade mengatakan, dirinya menjadi kepala daerah pertama di Bandung Barat yang mengunjungi tempat pengolahan sampah yang dilakukan secara swadaya oleh masyarakat tersebut.
Padahal, lokasi Saung Edukasi 3R tak jauh dari pusat pemerintahan. Terlebih sudah banyak Pemda dari luar Jawa Barat yang sengaja datang untuk berguru di tempat tersebut.
“Saya merasa malu, masa Bangka Belitung jauh-jauh datang ke sini. Saya dibilang pak Satori bupati pertama Bandung Barat yang datang ke sini,” ungkapnya.
Teknik pengolahan sampah di Saung Edukasi 3R, bisa diterapkan di kompleks perkantoran Pemkab Bandung Barat. Pada pelaksanaannya nanti akan minta pendampingan dan bimbingan Satori yang merupakan yang merupakan pembina di Saung Edukasi 3 R.
“Berdasarkan laporan pak Kadis LH, bahwa rata-rata 500 kilogram per hari sampah yang dihasilkan di komplek perkantoran. Nanti akan diolah, mana sampah organik, anorganik, dan sampah residu,” katanya.
Kendati demikian, teknologi pengolahan sampah ini tidak akan dulu diterapkan di masyarakat. Untuk awalnya akan dilakukan uji coba di lingkungan komplek perkantoran. Jika kenyataannya berjalan sesuai harapan bisa diterapkan di masyarakat.
Lebih lanjut, Ade berharap aparatur sipil negara (ASN) Pemkab Bandung Barat bisa ikut mengedukasi masyarakat di tempat tinggalnya. Pengaplikasian pengolahan sampah di Saung Edukasi 3 R dibawah tanggung jawab DLH KBB.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup KBB, Ibrahim Adjie mengakui belum ada tempat pengolahan sampah yang dikelola oleh pihaknya. Diakuinya TPA Sarimukti masih sangat diandalkan untuk menampung semua sampah yang ada di Bandung Barat.
Ibrahim memastikan, DLH KBB akan segera memberikan fasilitas penunjang sampah. Baik tong sampah di tempat publik maupun teknologi untuk tempat pengolahan sampah. Ini sebagai jawaban dari persoalan sampah yang sulit diselesaikan.
“Memang kami akui selain sosialisasi kepada masyarakat untuk sadar mengelola sampah juga harus ditunjang dengan sarpras (sarana prasarana). Di kami belum ada, tapi ini akan segera dilengkapi sarpras penunjang sampah baik tong sampah di tempat-tempat masyarakat biasa berkumpul maupun tempat pengolahan sampah,” tuturnya.
Sementara itu, Mochamad Satori mengatakan, pengolahan sampah di Saung Edukasi 3 R ini, memiliki 3 metode pengolahan sampah organik, yakni dengan metode Kompos Bata Terawang, Kompos Takakura dan Kompos Biofori dan anorganik dikumpulkan melalui bank sampah.
“Sampah organik dijadikan kompos. Sedangkan, untuk sampah anorganik diolah melalui metode pengumpulan sampah anorganik yang dipilah dan di storkan ke bank sampah Sahdu (BSS),” kata Satori.
Satori mengatakan, cara kerja Kompos Bata Terawang itu dengan memasukan semua jenis sampah organik ke dalam sebuah bak sampah yang terbuat dari bata yang diberi celah lubang terawang di setiap dindingnya.
“Setiap satu minggu sekali disiram dengan cairan bakteri hingga satu bulan pupuk kompos bisa dipanen. Kalau Kompos Takakura hanya sampah organik sisa makan saja. Nah kalau lubang biofori itu semua jenis sampah organik,” tandasnya. (Adv)
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini