Sova mengatakan, Tanya Obat menjadi media pembelajaran bagi apoteker dalam meningkatkan kompetensi dan berkontribusi dalam memberikan informasi kesehatan dalam fitur artikel populer.
“Motivasi terkuat untuk launching Tanya Obat adalah kita ingin meingkatkan peran apoteker di Indonesia, karena sekarang apoteker ini ditantang dengan digitalisasi, jadi sekarang apoteker langsung bisa berkomunikasi dengan pasien, jadi peran apoteker yang ingin kita kuatkan,” katanya.
Menurut Sova, hadirnya aplikasi Tanya Obat juga untuk melindungi masyarakat dari informasi-informasi yang tidak relevan.
“Sekarang keingintahuan masyarakat tentang informasi kesehatan itu sangat tinggi, jadi kita ingin melindungi masyarakat dari informasi-informasi yang tidak kredibel yang diberikan oleh orang yang tidak kompeten,” ungkapnya.
Sementara itu, CTO Tanya Obat, Septian Aji memastikan, seluruh apotek yang bekerja di Tanya Obat sudah mengantongi surat registrasi dan surat ijin praktik sebagai apoteker.
“Jadi memang sudah bidangnya, dan meminimalisir education eror,” ujarnya.
Aji mengatakan, untuk jam operasional sendiri diserahkan kepada masing-masing apoteker. Sehingga, para apoteker memiliki waktu tersendiri dalam melayani para pasien.
Untuk tarif konsultasi, Aji mengatakan, pihaknya mengikuti aturan yang telah disepakati oleh Asosiasi Profesi.
Aji menyebut, untuk pembelian obat nantinya bisa dikirim melalui kurir yang dipesan langsung oleh pasien sendiri.
“Dan kita kerjasama dengan 3PL, yang menyediakan gojek, dan lain-lain,” sebutnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini