bukamata.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut mencatat, terdapat ribuan posyandu di Kabupaten Garut yang belum memiliki alat pendukung pengukuran pertumbuhan anak.
Kepala Dinkes Kabupaten Garut, Leli Yuliani mengatakan, dari 4.000 posyandu yang ada di Garut, 2.710 di antaranya belum memiliki alat antropometri.
Melihat kondisi tersebut, pihaknya membagikan 2.710 alat antropometri yang disebar ke 421 desa dan 21 kelurahan yang didanai oleh Dana Alokasi Khusus (DAK).
“Kemungkinan nanti kita lihat alatnya masih bagus atau tidak, kalau memang masih bagus bisa digunakan, tapi kalau memang sudah mengalami kerusakan mungkin akan kita ajukan juga untuk anggaran di 2024,” ucap Leli dalam acara Gerakan Bersama Intervensi Stunting dengan program Temukan, Obati, Sayangi, Balita Stunting (TOSS) di Kampung Cikole Hilir, Desa Wanasari, Kecamatan Wanaraja, Selasa (29/8/2023).
Leli mengatakan, Kecamatan Wanaraja merupakan daerah dengan kasus stunting paling tinggi di Kabupaten Garut. Untuk itu, kegiatan ini diharapkan akan membantu memahami masalah stunting di Kecamatan Wanaraja.
“Hal ini menjadi fokus kunjungan di Kecamatan Wanaraja karena tingginya kasus stunting di sana,” ungkapnya.
Pada kegiatan kali ini, pihaknya mengunjungi 182 balita yang dibantu oleh perwakilan SKPD dan kecamatan di Kabupaten Garut.
Dia berharap, dengan adanya kegiatan ini pihaknya dapat mengetahui secara jelas mengenai permasalahan stunting khususnya di Kecamatan Wanaraja.
“Di sini ada dari Pemdanya, ASN, TNI, Polri dari baznas, seluruh elemen masyarakat juga turut mendukung, membantu, memberikan bingkisan-bingkisan sebagai bentuk tali kanyaah,” tandasnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini