bukamata.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat mencatat, ada beberapa daerah di Jabar yang kasus Tuberkulosis (TBC) masih tinggi. Daerah tersebut adalah Kabupaten Bogor, Kota Bekasi dan Kota Bandung.
Wakil Supervisor Program Tuberkulosis (TBC) Dinkes Jabar, Hariyah mengatakan, tingginya kasus TBC di daerah tersebut disebabkan jumlah penduduknya yang padat serta mobilitas masyarakat juga terbilang tinggi.
“Untuk temuan kasus, sudah 150 persen. Target sudah melebihi semua. Kalau penyembuhan, paling tinggi 87 persen. Enggak ada yang 90 persen, sesuai target,” ucap Hariyah usai rapat penyusunan dokumen perencanaan ATM kabupaten/kota di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (14/6/2024).
Masalah utamanya, kata Hariyah, di kabupaten/kota padat penduduk pasien suspek tidak menjalankan pengobatan secara lengkap sesuai waktu yang ditentukan, yakni selama enam bulan. Sehingga meningkatkan risiko penularan kepada lingkungan sekitar.
“Ketika pasien sudah tegak diagnosis, harus mulai pengobatan. Ini harus sampai tuntas enam bulan. Tapi yang terjadi di lapangan, pasien dengan berobat dua bulan sudah merasa enak dia gak mau melanjutkan sampai enam bulan,” terangnya.
Hariyah berharap, para petugas dapat terus mengedukasi, mendampingi, supaya pasien menjalani pengobatan hingga tuntas. Supaya TBC yang diderita tidak menular ke masyarakat lain.
“Jadi PR, keberhasilan pengobatan. Jadi jangan hanya mampu menemukan tapi tidak berhasil mengobati. Sebisa mungkin menyelesaikan pengobatan dan memulai pengobatan segera. Kalau tidak, bisa menularkan. Kita tidak akan eliminasi TB di 2030,” tandasnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini