Meskipun pasukan-pasukan itu berafiliasi dengan Jepang, namun di kemudian hari Umar bergabung Tentara Keamanan Rakyat yang menjadi cikal bakal TNI.
Pengalaman militer Umar bertambah tatkala ditugaskan di Jawa Barat dengan penempatan di Kodam III/Siliwangi.
Di tempat tersebut karirnya melesat setelah menumpas pemberontakan PKI tahun 1948 serta membantu memerangi PRRI di Sumatera.
Di Kodam III/Siliwangi pula, dia pernah menjadi ajudan Abdul Haris Nasution saat menjabat komandan divisi.
Umar pula tercatat pernah menjabat Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta (Kodam V/Djayakarta) pada 1959.
Dia pun tercatat mendukung Soeharto yang memutuskan mengambil Angkatan Darat sebagai usaha menindak usaha kudeta saat peristiwa Gerakan 30 September (G30S).
Karena dugaan perisitwa itu didukung oleh PKI, Umar pula menyetujui pembentukan KAP-GESTAPU untuk membasmi PKI.
Di masa orde baru, Umar menjadi salah satu orang kepercayaan Soeharto. Karirnya pun melejit di dunia militer hingga pemerintahan.
Dia tercatat menjadi Panglima Kostrad menggantikan Soeharto. Lalu dia juga pernah menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat sebelum ditunjuk kemudian menjadi kepalanya.
Pada 1973, Umar pensiun dari dunia militer. Namun dirinya mendapat kepercayaan untuk menjabat sebagai Ktua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selama 10 tahun.
Setelah itu, pada 1983 dirinya dipilih menjadi wakil presiden untuk mendampingi Soeharto yang kembali ditetapkan menjadi presiden oleh MPR.
Dia menjalani jabatan dari tanggal 11 Maret 1983 dan lengser lima tahun kemudian tepat di tanggal tersebut pada 1988.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini