“Tapi gak ada reaksi obatnya tuh, seharian itu,” imbuhnya.
Pada Jumat (16/2/2024), Juju membawa Jajang ke Rumah Sakit Al-Islam untuk mendapatkan perawatan. Saat diperiksa di RS Al-Islam, kondisi Jajang sudah memburuk.
Selepas ashar, kondisi Jajang semakin memburuk dan detak jantungnya melemah. Dokter sempat berupaya menggunakan alat pacu jantung tapi nyawa Jajang tak tertolong.
Jajang meninggalkan seorang istri dan dua anak. Selama ini, Jajang dikenal sebagai pribadi yang baik dan begitu aktif dalam berbagai kegiatan di wilayah tempat tinggalnya.
“Dengan kejadian ini, ini udah takdirnya, udah menerima dengan ikhlas,” jelasnya.
Juju berharap, peristiwa wafatnya petugas KPPS tak terjadi lagi. Menurutnya, petugas KPPS yang bertugas harus diatur sedemikian rupa ritme kerjanya agar tak terlalu kelelahan.
“Paling sibuk KPPS. Saya menyaksikan banget, capek memang. Tambah dia (Jajang) tuh buka lahan baru di sini kan (tempat TPS). Itu kan banyak rumput, harus dia bersihkan dulu, memang sudah diforsir,” tandasnya.
Sebelumnya, KPU Jabar mengungkapkan sebanyak 6 orang anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) dan satu orang Panitia Pemungutan Suara (PPS) meninggal dunia selama proses pemungutan suara berlangsung, Rabu (14/2/2024) kemarin. Mereka diduga mengalami kelelahan.
“Total meninggal 6 orang KPPS dan satu orang PPS,” ucap Komisioner KPU Jabar Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat Hedi Ardhia, Jumat (16/2/2024).
Hedi mengatakan, anggota KPPS yang meninggal berasal dari daerah Kabupaten Garut 2 orang, Kabupaten Sukabumi 1 orang, Kabupaten Tasik 1 orang dan satu orang PPS. Kemudiam dua orang KPPS di Kabupaten Bogor.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini