Selain itu, pihaknya mengaku memiliki kekurangan untuk mengangkat terkait budaya, sementara untuk pariwisata sudah berjalan.
“Kekurangan kami tidak ada tim khusus untuk mengangkat sisi budaya seperti yang dilakukan BPK Wilayah IX, semoga kami juga dapat berkolaborasi menjadi kegiatan yang berkelanjutan,” ungkapnya.
Febiyani berharap, semua peserta yang terlibat dalam kegiatan tersebut, dapat memanfaatkan kesempatan karena belum tentu ada anggaran khusus dari pihaknya untuk itu.
“Karena anggaran itu bersifat dinamis, sehingga semoga dapat dikolaborasikan dan menjadi kegiatan yang berkesinambungan. Selain itu budaya pelestarian bisa dikembangan kepada budaya sehari-hari, salah satunya bagaiaman mengedukasi untuk tidak membuang sampah kesungai,” katanya menyampaikan pesan Kepala Disparbud Jabar, Benny Bactiar.
Pada kesempatan yang sama, Kepala BPK Wilayah IX, Dwi Ratna Nurhajarini berharap, bahwa kegiatan Cerita Citarum tersebut dapat menarasikan peradaban yang ada di Citarum dengan passion masing-masing yang dimiliki peserta dalam menyampaikannya.
“Semua peserta dari beragam media ini tentu saja memiliki karakter yang berbeda dan cara, dalam menyampaikan informasinya kepada masyarakat. Dan ini menjadi momen yang tepat bagi kami untuk berbagi tantang peradaban di Citarum,” katanya.
Diakui Ratna, kegiatan Cerita Citarum tersebut banyak membawa dampak positif, salah satunya terkait tata kelola diarea saat menyusuri sungai Citarum.
“Seperti saat kita mengunjungi Gua Pawon, bersama kita menguatkan tata kelola apa yang bisa didorong dan kebermanfaatannya bisa terjaga dengan cara-cara baru. Mudah-mudahan dapat terjaga dan terus lestari,” imbuhnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini