Selain problem sosial, Dedi Mulyadi juga menyoroti pembangunan-pembangunan yang merusak lingkungan khususnya gunung. Sebab, mantan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI itu ingin menjaga Kota Bandung tetap teduh dan dingin.
“Hutan di sekitar kita jangan terlalu tergoda oleh perkembangan pembangunan yang ditandai oleh semakin kuatnya pemukiman atau semakin kuatnya area-area perdagangan. Kita harus berpikir juga, Bandung harus tetap bersih, Bandung harus tetap teduh, Bandung harus tetap dingin,” katanya.
“Maka gunung-gunung nggak boleh gundul karena ke depan bisa jadi ancaman kalau tidak segera dihijaukan. Makanya seluruh peradaban yang dibangun oleh kita serba berbeton, serba dianggap kemajuan pembangunan, kalau ada musibah, selesai itu semua,” sambungnya.
Oleh karena itu, mantan Bupati Purwakarta dua periode itu mendorong pemerintah dan BUMN untuk tidak memberikan izin kerja sama kepada pihak yang tidak memiliki kualifikasi dalam mengelola kawasan hutan dan perkebunan.
“Sehingga nanti harus terintegrasi. Terintegrasi dari mana? Kota Bandung, Lembang, Subang, Ciater, segala macam. Coba lihat hari ini. Dari mulai Kota Bandung ke Lembang bagaimana situasi lingkungannya. Sekarang saya lakukan otokritik misalnya. Di kawasan Ciater itu, BUMN ini memberikan KSO. KSO-nya terlalu sembarangan,” terangnya.
“Jadi misalnya orang yang tidak punya kualifikasi pariwisata yang memadai dikasih KSU pengelolaan areal kebun teh. Nah kalau kebun tehnya hilang maka kesan indah menuju lembang itu hilang,” lanjutnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini