Sebab menurutnya, keberadaan kebun teh ini bukan hanya sekedar untuk memproduksi saja namun juga ada konservasi yaitu untuk menjaga kawasan Tangkuban Parahu dari bencana longsor.
“Jadi Belanda membuat itu tuh hitungannya kuat. Karena akar teh itu menancap ke tanah dan banyak akarnya. Nah itu disebutnya sabuk hijau. Nah jadi bukan hanya sekedar berpikir, oh teh rugi babat. Bukan begitu. Ketika dibabat jadi apa? Setelah itu lagi. Sekarang ribut lagi kan disitu. Penambangan batu,” paparnya.
Oleh karena itu, kedepan pemerintah harus bisa memilah sesuai dengan segmentasinya masing-masing.
“Ke depannya kita harus konsisten mana daerah gunung, mana daerah penambangan, mana daerah industri, semuanya harus dipilah dibuat segmentasi masing-masing. Karena ketika satu segmen numpuk pada sebuah wilayah yang terjadi adalah kekacauan bukan rahmatan lil’alamin tapi saling bunuh,” tandasnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini